Dalam sebuah wawancara eksklusif di kediamannya, Presiden Prabowo Subianto memberikan perspektif mendalam tentang dinamika pasar modal di Indonesia. Menurutnya, pasar modal adalah cerminan mekanisme pasar yang mengalami fluktuasi alami, baik naik maupun turun. Selain itu, ia juga membedakan antara investasi di pasar modal dan investasi langsung, serta menekankan pentingnya kekuatan fundamental ekonomi nasional.
Prabowo juga menyampaikan pandangannya tentang respons masyarakat terhadap perubahan harga saham dan membandingkannya dengan situasi pasar modal Amerika Serikat. Ia percaya bahwa meskipun pasar modal dapat menjadi indikator ekonomi, fokus seharusnya tetap pada langkah-langkah untuk memperkuat perekonomian jangka panjang.
Presiden Prabowo Subianto menjelaskan secara rinci perbedaan antara berinvestasi di pasar modal dan melakukan investasi langsung. Menurutnya, tujuan utama dari investasi di pasar modal adalah mencari keuntungan dalam waktu singkat. Sebaliknya, investasi langsung lebih berorientasi pada rencana strategis jangka panjang.
Investor pasar modal cenderung memprioritaskan keuntungan cepat melalui perdagangan saham, sedangkan investor langsung lebih tertarik pada pengembangan bisnis nyata seperti pembangunan pabrik atau infrastruktur. Contohnya, seorang pelaku investasi langsung akan mempertimbangkan bahan baku, rantai distribusi, hingga proyeksi keuntungan selama beberapa dekade. Oleh karena itu, Prabowo menyarankan agar masyarakat memahami karakteristik masing-masing jenis investasi ini agar tidak salah persepsi.
Selain itu, Prabowo menyoroti pentingnya pemahaman terhadap sifat fluktuatif pasar modal. Fluktuasi tersebut bukanlah hal aneh, namun merupakan bagian dari mekanisme pasar yang normal. Karena itu, para pelaku pasar harus memiliki perspektif jangka panjang ketika berinvestasi. Dengan demikian, mereka dapat menghindari keputusan impulsif yang mungkin merugikan portofolio investasi mereka.
Prabowo juga membahas fenomena pasar saham global, khususnya di Amerika Serikat, yang mengalami penurunan signifikan. Namun, ia optimistis bahwa pasar tersebut akan rebound sesuai dengan upaya pemerintah AS untuk memperkuat ekonominya. Di Indonesia, Prabowo menilai bahwa fundamental ekonomi tetap kuat meskipun ada gejolak di pasar modal.
Ia menegaskan bahwa sikap pesimis terhadap kondisi pasar sering kali dilebih-lebihkan oleh publik. Misalnya, ketika indeks saham turun, banyak orang cenderung bereaksi berlebihan dengan mengaitkannya pada kegagalan ekonomi secara keseluruhan. Sebaliknya, saat pasar naik, respons publik cenderung lebih tenang. Hal ini menciptakan persepsi yang tidak seimbang tentang performa pasar modal.
Lebih lanjut, Prabowo menekankan perlunya rasa percaya diri terhadap potensi ekonomi Indonesia. Meskipun pasar modal mengalami volatilitas, ia yakin bahwa fondasi ekonomi nasional cukup kokoh untuk mendukung pertumbuhan jangka panjang. Oleh karena itu, ia mengajak masyarakat untuk tidak mudah terpengaruh oleh opini negatif yang kurang berdasar dan fokus pada langkah-langkah konkret untuk memperkuat perekonomian.