Pasar
Potensi Resesi Ekonomi Dorong Masyarakat untuk Mengelola Keuangan dengan Bijak
2025-04-07

Indonesia berada di ambang ancaman resesi akibat pengaruh dari kebijakan global, termasuk kenaikan tarif impor oleh Amerika Serikat sebesar 32%. Kondisi ini tidak hanya memengaruhi indikator makroekonomi nasional tetapi juga menurunkan daya beli masyarakat. Untuk menghadapi situasi sulit ini, para ahli keuangan seperti Himawan Adhi memberikan rekomendasi strategis dalam mengatur keuangan pribadi dan keluarga. Tips-tips yang diajukan mencakup persiapan dana darurat, likuiditas, diversifikasi aset, serta pelunasan utang dan perlindungan melalui asuransi.

Berdasarkan analisis Himawan, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah menyediakan dana darurat. Dana ini bertujuan sebagai benteng finansial selama masa resesi. Meskipun idealnya disiapkan jauh sebelumnya, saat ini waktunya belum terlambat untuk mulai menyisihkan pendapatan reguler atau bahkan mencari penghasilan tambahan. Rekomendasi jumlah dana darurat berkisar antara 6 hingga 24 kali pengeluaran bulanan keluarga, yang dapat disimpan di rekening yang mudah diakses tanpa risiko digunakan untuk hal-hal lain.

Selain itu, penting juga untuk memiliki dana likuiditas yang setara dengan 15% dari total kekayaan bersih individu. Dana ini memiliki fungsi ganda: sebagai cadangan jika dana darurat kurang mencukupi dan sebagai modal investasi ketika ada peluang pasar yang menguntungkan. Sebagai contoh, Himawan merujuk pada sebuah cerita tentang seseorang yang berhasil membeli properti dengan harga separuh dari nilai aslinya karena adanya dana likuiditas yang tersedia.

Melakukan diversifikasi kekayaan menjadi langkah selanjutnya yang sangat penting. Ini bisa dicapai dengan cara menempatkan uang pada berbagai instrumen investasi seperti logam mulia, valuta asing, mata uang lokal, dan uang tunai. Rasio alokasi bervariasi sesuai dengan jumlah dana yang dimiliki. Misalnya, bagi mereka yang memiliki tabungan Rp 20 juta, alokasi direkomendasikan sebesar 40% untuk logam mulia, 30% untuk valas, 15% untuk rupiah, dan sisanya untuk uang tunai. Namun, jika jumlah dana lebih besar, seperti Rp 10 miliar, maka struktur investasi dapat difokuskan pada properti (40%), investasi lainnya (25%), logam mulia (20%), dan uang tunai (15%).

Pelunasan utang juga menjadi salah satu prioritas agar beban bunga tidak semakin membengkak di masa mendatang, terutama karena bank sentral kemungkinan akan mengetatkan kebijakan moneter. Terakhir, masyarakat dianjurkan untuk mempersiapkan perlindungan asuransi guna menghindari pengambilan dana darurat akibat masalah medis atau kebutuhan tak terduga lainnya.

Dengan menerapkan strategi-strategi ini, masyarakat dapat memperkuat posisi finansial mereka di tengah potensi resesi ekonomi yang mengancam. Langkah-langkah ini bertujuan untuk menjaga stabilitas keuangan keluarga dan memastikan bahwa mereka siap menghadapi tantangan apa pun yang datang di masa depan.

more stories
See more