Pasar
Pelajaran dari Kesalahan Investasi Lo Kheng Hong: Dari Bangkrut hingga Sukses
2025-04-20

Seorang investor legendaris seperti Lo Kheng Hong juga pernah mengalami kegagalan besar dalam karier investasinya. Meski dikenal sebagai Warren Buffett-nya Indonesia, dia tidak luput dari kesulitan finansial yang hampir membuatnya bangkrut pada tahun 1998 selama krisis ekonomi di Indonesia. Pada masa itu, ia hanya menyisakan 15% dari total hartanya. Namun, dengan keputusan strategis untuk berinvestasi sepenuhnya di saham PT United Tractor Tbk (UNTR), Lo berhasil membalikkan nasibnya dan mendapatkan keuntungan besar setelah enam tahun. Selain itu, kisah nyangkut di saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) juga menjadi pengalaman penting bagi dirinya, menunjukkan betapa pentingnya ketekunan dan prinsip value investing.

Dalam momen sulit pada akhir dekade 90-an, Lo Kheng Hong menghadapi situasi yang mencekam. Krisis moneter yang melanda Indonesia membawa kerugian sebesar 85% dari asetnya. Saat itu, Lo telah menjadi seorang full-time investor tanpa pekerjaan tetap lainnya, serta memiliki tanggungan keluarga. Menghadapi ancaman kebangkrutan, ia memilih untuk memusatkan semua sisa hartanya pada satu saham, yaitu UNTR. Keputusan ini didasarkan pada analisis fundamental perusahaan tersebut yang dinilai kuat, meskipun harga sahamnya terpuruk akibat kondisi pasar.

Saat itu, harga saham UNTR hanya Rp250 per lembar, namun laba usaha per saham mencapai Rp7.800. Dengan valuasi semacam itu, Lo percaya bahwa potensi pertumbuhan saham ini sangat besar. Oleh karena itu, ia membeli saham UNTR secara masif, bahkan menjadikannya satu-satunya instrumen investasi yang dimiliki saat itu. Walaupun awalnya perkembangan harga saham UNTR lambat, Lo tetap teguh pada pendiriannya untuk tidak menjual saham tersebut.

Keputusan Lo akhirnya terbayar pada tahun 2004. Setelah enam tahun bertahan, harga saham UNTR melonjak hingga mencapai Rp15.000 per lembar. Kenaikan luar biasa ini memberikan keuntungan fantastis bagi Lo Kheng Hong, yang kemudian menjual seluruh sahamnya. Namun, ia mengakui bahwa penjualan tersebut dilakukan dengan rasa gemetar karena khawatir harga saham akan turun lagi. Tak disangka, harga saham UNTR terus naik hingga mencapai Rp600.000 per lembar beberapa waktu kemudian.

Bukan hanya krisis 1998 yang menjadi ujian besar bagi Lo Kheng Hong. Dia juga pernah mengalami situasi sulit dengan saham BUMI. Pada 2016, nilai saham BUMI jatuh drastis hingga mencapai Rp50 per lembar. Bahkan, ada spekulasi bahwa Lo telah bangkrut karena kepemilikannya sebesar 1 miliar saham atau sekitar 2,7% dari total saham BUMI. Namun, Lo menunjukkan ketabahan luar biasa dengan tidak menjual sahamnya pada harga rendah tersebut. Sebaliknya, dia malah membeli lebih banyak saham BUMI dalam keyakinannya bahwa harga akan rebound.

Ketekunan Lo akhirnya terbayar pada tahun 2017, ketika ia berhasil menjual saham BUMI di harga Rp500 per lembar. Pengalaman ini mengajarkan Lo tentang pentingnya analisis mendalam dan kesabaran dalam dunia investasi. Ia menyatakan bahwa saat menghadapi titik terendah, ilmu investasi yang dipelajarinya semakin tajam, sehingga membuatnya lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan di masa mendatang.

Meskipun mengalami kerugian besar di beberapa titik dalam karier investasinya, Lo Kheng Hong berhasil bangkit dan menjadi salah satu investor paling sukses di Indonesia. Kisah hidupnya menunjukkan bahwa kegagalan bukanlah akhir dari segalanya, melainkan sebuah proses pembelajaran yang dapat membawa seseorang menuju kesuksesan yang lebih besar. Bagi para calon investor, pelajaran dari pengalaman Lo adalah untuk tetap fokus pada prinsip value investing dan tidak mudah menyerah saat menghadapi tantangan pasar.

more stories
See more