Berita
Pembaruan PPP: Muktamar X dan Harapan Kebangkitan
2025-05-09

Partai Persatuan Pembangunan (PPP) berencana menggelar Muktamar ke-10 pada tahun 2025, yang diharapkan menjadi tonggak pemulihan partai setelah evaluasi hasil Pemilu 2024. Meskipun tidak berhasil masuk Senayan, PPP tetap menunjukkan stabilitas di tingkat daerah dengan kemenangan dalam beberapa pilkada. Para kadernya menekankan perlunya kesatuan internal untuk menjadikan PPP lebih besar lagi di masa depan.

Berkaitan dengan kepemimpinan baru, muncul berbagai spekulasi terkait calon Ketua Umum PPP mendatang. Namun, ada peringatan agar partai tidak hanya mencari figur luar, melainkan fokus pada kader internal yang telah membuktikan kemampuannya.

Sinergi Internal untuk Kebangkitan PPP

Muktamar X PPP dijadwalkan sebagai momentum penting bagi partai ini untuk bangkit kembali. Setelah hasil kurang memuaskan di Pemilu 2024, para kader menekankan perlunya evaluasi mendalam serta peningkatan kerja sama antar elemen partai. Rahmat Somad, Wakil Ketua DPC PPP Jakarta Selatan, menyatakan bahwa meski gagal di tingkat nasional, PPP masih menunjukkan performa stabil di daerah-daerah tertentu.

Lebih lanjut, Muktamar X diharapkan dapat menjadi ajang penyatuan, bukan perpecahan. Menurut Rahmat, konflik internal yang sering kali muncul sebelumnya telah membuat kader merasa lelah. Oleh karena itu, momen ini harus dimanfaatkan untuk menyusun strategi bersama demi memperkuat posisi PPP di kancah politik nasional. Sinergi antara pengurus pusat, daerah, dan seluruh elemen partai menjadi kunci utama untuk mencapai tujuan tersebut.

Kepemimpinan Baru: Prioritaskan Kader Internal

Terkait calon Ketua Umum PPP, Rahmat menyoroti pentingnya memilih figur yang berasal dari kalangan kader internal. Meskipun ada usulan nama-nama dari luar partai, seperti mantan Menteri Perdagangan Agus Suparmanto, Rahmat menegaskan bahwa PPP memiliki cukup banyak kader berkualitas yang siap memimpin partai ke depannya. Beberapa nama yang disebutkan termasuk Amir Uskara, Achmad Baidowi, Sandiaga Uno, Syaiful Dasuki, dan Ketua Umum saat ini, Mardiono.

Rahmat juga mengkritik manuver elite partai yang cenderung "mengajak" figur luar tanpa mempertimbangkan integritas dan loyalitas mereka terhadap PPP. Ia khawatir bahwa pendekatan semacam ini dapat melemahkan identitas partai dan menyebabkan ketidakstabilan di masa mendatang. Sebagai solusi, Rahmat menyarankan agar para kader di seluruh Indonesia tetap fokus pada visi bersama serta memilih pemimpin yang benar-benar mewakili nilai-nilai inti PPP. Dengan demikian, partai ini dapat tampil lebih kuat dan solid dalam menghadapi tantangan-tantangan politik di masa depan.

more stories
See more