Berita
Pentingnya Peran Arsitek dalam Mitigasi Perubahan Iklim
2025-05-09

Di tengah ancaman krisis iklim global, perhatian terhadap keberlanjutan lingkungan semakin meningkat. Wakil Menteri Pekerjaan Umum (PU) Diana Kusumastuti menekankan pentingnya inovasi dan kolaborasi antara arsitek dengan berbagai pihak untuk mengurangi emisi karbon di sektor konstruksi. Dalam forum dan pameran arsitektur ARCH:ID 2025 yang berlangsung pada 8-11 Mei 2025 di ICE BSD City, Tangerang Selatan, Diana meminta para arsitek untuk fokus pada strategi efisiensi energi dan pengurangan penggunaan energi melalui perubahan perilaku. Sementara itu, Christi Pramudianti Wihardjono dari PT Tatalogam Lestari menyoroti pentingnya material ramah lingkungan dengan jejak karbon rendah serta teknologi tepat guna dalam mendukung upaya mitigasi perubahan iklim.

Inovasi dan Kolaborasi Menuju Konstruksi Berkelanjutan

Pada hari Jumat, 9 Mei 2024, Wakil Menteri PU Diana Kusumastuti menyampaikan harapan besar bagi para arsitek Indonesia di acara ARCH:ID 2025. Acara ini diselenggarakan di International Convention Exhibition (ICE) BSD City, Tangerang Selatan, sebagai platform diskusi dan inovasi di bidang arsitektur. Diana menekankan bahwa arsitek memiliki peran vital dalam mengurangi emisi karbon melalui desain bangunan yang lebih efisien secara energi. Strateginya mencakup implementasi teknologi canggih dan adopsi prinsip-prinsip keberlanjutan.

Dalam konteks serupa, Business Development Manager PT Tatalogam Lestari, Christi Pramudianti Wihardjono, menjelaskan pentingnya penggunaan material konstruksi dengan jejak karbon rendah. Material baja ringan yang diproduksi oleh perusahaan telah melewati proses manufaktur yang ramah lingkungan, bahkan beberapa produk sedang dalam tahap sertifikasi Greenship Solution Endorsment (GSE). Salah satu contoh nyata dari aplikasi ini adalah penggunaan sistem Domus Fastrac dalam pembangunan Ruang Riung. Sistem ini memastikan bahwa semua material telah diperhitungkan secara presisi di pabrik, sehingga tidak ada limbah yang dihasilkan di lokasi proyek.

Christi juga menegaskan bahwa material yang digunakan dapat didaur ulang atau dimodifikasi untuk tujuan lain, mendukung prinsip zero waste dan reuse.

Berkaca dari diskusi tersebut, jelas bahwa kolaborasi lintas sektor sangat diperlukan untuk mencapai target mitigasi perubahan iklim. Baik dari sudut pandang desain maupun material, setiap elemen dalam industri konstruksi harus dioptimalkan agar lebih ramah lingkungan.

Dari perspektif seorang jurnalis, laporan ini memberikan pelajaran penting tentang bagaimana solusi teknologi dan desain berbasis keberlanjutan dapat menjadi jawaban atas tantangan lingkungan global. Upaya ini tidak hanya membantu mengurangi dampak negatif aktivitas manusia terhadap bumi, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi hijau yang berkelanjutan. Semua pihak, termasuk pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat, harus bersatu untuk mewujudkan visi masa depan yang lebih lestari.

more stories
See more