Sebuah inisiatif kolaboratif untuk memperbaiki ekosistem mangrove di Kabupaten Tangerang telah dilakukan oleh berbagai pihak, termasuk Kementerian Perindustrian (Kemenperin), PT Tata Metal Lestari (Tatalogam Group), Yayasan Lindungi Hutan, serta Kelompok Tani Hutan Kampung Bahari Nusantara. Acara penanaman mangrove ini digelar di Pantai Sukawali pada tanggal 17 April 2025. Fokus utama kegiatan ini adalah untuk mendukung upaya dekarbonisasi industri dan pemulihan lingkungan melalui langkah-langkah nyata seperti pengurangan emisi karbon dan peningkatan kualitas udara.
Pada pagi hari yang cerah di wilayah Pantai Keramat, Sukawali, Kabupaten Tangerang, berbagai organisasi bersatu dalam sebuah misi penting: memperkuat ekosistem mangrove sebagai benteng alami terhadap perubahan iklim. Kegiatan ini dipimpin oleh Kemenperin yang menunjuk Sri Gadis Pari Bekti sebagai Ketua Tim Dekarbonisasi Pusat Industri Hijau. Beliau menjelaskan bahwa langkah ini merupakan bagian dari strategi nasional untuk mengendalikan emisi karbon dengan memanfaatkan teknologi informasi canggih.
Sistem Informasi Industri Nasional (SIINAS) menjadi salah satu alat utama dalam memonitor emisi yang dihasilkan oleh sektor industri. Dengan adanya sistem ini, pelaporan data emisi dapat dilakukan secara terintegrasi dan efisien, sehingga memudahkan penyusunan kebijakan yang berbasis data. Selain itu, SIINAS juga memberikan dukungan bagi implementasi standar industri hijau dan pasar karbon.
Kolaborasi ini tidak hanya melibatkan lembaga pemerintah, tetapi juga swasta seperti PT Tata Metal Lestari. Melalui komitmen mereka, perusahaan tersebut tidak hanya berpartisipasi dalam acara penanaman mangrove tetapi juga mendukung rencana jangka panjang untuk dekarbonisasi sektor industri hingga tahun 2045. Nicolas Bagus Setiabudi, VP of Capital Planning PT Tatalogam Group, menyampaikan bahwa aktivitas ini mencerminkan keseriusan perusahaan dalam membantu pencapaian target Net Zero Emission (NZE).
Dari perspektif seorang jurnalis maupun pembaca, acara ini memberikan pesan kuat tentang pentingnya sinergi antara pemerintah, industri, dan masyarakat dalam menghadapi tantangan perubahan iklim. Langkah-langkah konkret seperti penanaman mangrove bukan hanya simbolik, tetapi juga memiliki dampak langsung terhadap pemulihan ekosistem dan penurunan risiko bencana alam di daerah pesisir.
Kesadaran akan perlunya transformasi menuju industri hijau harus diperluas agar semua pihak dapat berkontribusi dalam mencapai tujuan bersama. Ini adalah contoh nyata bagaimana kolaborasi lintas sektor dapat membawa perubahan positif bagi lingkungan dan masa depan generasi berikutnya.