Berita
Penangkapan Mahasiswi ITB Akibat Meme Politik Picu Protes
2025-05-10

Kelompok mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) menyoroti kasus penahanan salah satu anggotanya, seorang mahasiswi bernama SSS dari Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD). Penangkapan ini terjadi setelah SSS membuat dan membagikan meme politik yang melibatkan dua tokoh pemimpin nasional di media sosial. Keluarga Mahasiswa ITB (KM ITB) menyatakan dukungan penuh kepada SSS, menganggap tindakan tersebut sebagai bentuk kebebasan berekspresi yang sah. Dalam pernyataan resmi, KM ITB menuntut Polri untuk melepaskan SSS serta menegaskan perlunya perlindungan hukum atas hak-hak dasar warga negara dalam menyampaikan pendapat.

Peristiwa ini berawal ketika konten kreatif SSS menjadi sorotan luas di dunia maya. Sebagai tanggapan, KM ITB mengambil langkah konkret dengan mendampingi SSS selama masa sulitnya. Farrel Faiz, Ketua KM ITB, menjelaskan bahwa organisasi mahasiswa ini telah berkolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk kuasa hukum dan keluarga SSS. Solidaritas mereka mencerminkan komitmen kolektif untuk melindungi nilai-nilai demokratis dalam masyarakat akademik.

Farrel menekankan pentingnya hak setiap individu untuk menyampaikan pandangan tanpa takut dianiaya secara hukum. Menurutnya, kebebasan berekspresi adalah fondasi utama dalam sistem demokrasi modern. "Kami percaya bahwa semua warga negara, termasuk anggota komunitas kami, harus dilindungi oleh prinsip-prinsip hukum yang adil," ungkap Farrel dalam diskusi virtual pada hari Sabtu lalu.

KM ITB juga merilis serangkaian tuntutan formal yang mencakup tiga poin utama. Pertama, mereka menyampaikan keprihatinan mendalam atas penahanan SSS dan menolak langkah represif yang diambil. Kedua, mereka menyerukan pembebasan SSS guna menunjukkan bahwa kebebasan berekspresi tidak boleh dikriminalisasi. Terakhir, KM ITB mengajak semua elemen masyarakat sipil untuk bersatu demi menciptakan lingkungan hukum yang lebih adil dan inklusif.

Kasus ini menyoroti urgensi menjaga keseimbangan antara regulasi hukum dan ruang gerak kritis individu dalam menyuarakan opini publik. Melalui aksi solidaritas ini, KM ITB berharap dapat membawa perubahan positif bagi masyarakat luas. Upaya ini menunjukkan bagaimana perjuangan kolektif bisa menjadi alat kuat dalam melawan ancaman terhadap hak asasi manusia di era digital.

more stories
See more