Di tengah dinamika pasar yang terus berkembang, Telkom Indonesia memperlihatkan komitmennya dalam mendorong perkembangan teknologi informasi dan komunikasi di Tanah Air. Melalui inovasi dan kolaborasi, perusahaan tidak hanya bertahan tetapi juga tumbuh secara signifikan.
Dalam segmen konsumen, anak usaha Telkom, yakni Telkomsel, berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp27,2 triliun. Hal ini dipengaruhi oleh peningkatan kontribusi dari bisnis digital yang mencapai 90,3% dari total pendapatan. Implementasi Fixed Mobile Convergence (FMC) telah meningkatkan jumlah pelanggan IndiHome residensial hingga 10,4% YoY, dengan total pelanggan mencapai 9,8 juta.
Simplifikasi produk menjadi salah satu faktor utama dalam menjaga loyalitas pelanggan. Selain itu, Telkomsel terus memperluas cakupan jaringan dengan menambah BTS 4G hingga 227.454 unit dan BTS 5G sebanyak 1.910 unit. Infrastruktur ini mendukung kebutuhan data yang meningkat pesat, tercermin dari pertumbuhan lalu lintas data sebesar 19,8% YoY menjadi 5,77 juta TB.
Bergerak ke segmen enterprise, Telkom mencatat pendapatan sebesar Rp5 triliun, naik 2,9% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pertumbuhan ini dipimpin oleh layanan konektivitas dan solusi IT digital. Layanan Indibiz serta pembayaran digital turut memberikan kontribusi signifikan terhadap hasil positif tersebut.
Untuk memenuhi kebutuhan pelanggan korporasi, Telkom terus menjajaki kerja sama strategis dengan mitra internasional. Kolaborasi ini memungkinkan perusahaan untuk menyediakan layanan yang lebih efisien dan inovatif bagi pelanggan domestik maupun internasional. Dengan portofolio layanan yang terus diperluas, Telkom memastikan bahwa setiap kebutuhan bisnis dapat dipenuhi dengan solusi yang tepat.
Segmen wholesale and international mencatat pertumbuhan sebesar 0,6% YoY dengan pendapatan Rp4,8 triliun. Kenaikan ini didorong oleh bisnis infrastruktur digital dan peningkatan layanan suara internasional. Investasi dalam jaringan fiber optik dan kabel bawah laut memperkuat posisi Telkom sebagai pemain utama di pasar global.
Strategi diversifikasi pasar menjadi kunci dalam menjaga stabilitas pendapatan. Mitratel, anak usaha Telkom yang berfokus pada bisnis penyewaan menara, mencatat pendapatan sebesar Rp2,3 triliun atau tumbuh 1,4% YoY. Efisiensi operasional berhasil meningkatkan margin EBITDA hingga 83,0%, sementara margin laba bersih stabil di angka 23,3%. Penambahan 189 menara baru membawa total kepemilikan menara menjadi 39.593 unit.
Telkom memperluas jejaknya di sektor data center dengan pendapatan sebesar Rp446 miliar. Saat ini, perusahaan mengoperasikan 35 data center dengan kapasitas total 38 MW. Fasilitas edge data center tersebar di seluruh Indonesia dengan total 2.420 rack, mendukung kebutuhan pelanggan enterprise dan hyperscale baik lokal maupun internasional.
Komitmennya terhadap pengembangan ekosistem digital terintegrasi tercermin dari langkah-langkah kolaboratif dengan berbagai pihak. PT Telkom Infrastruktur Indonesia (TIF), anak usaha yang fokus pada infrastruktur jaringan, telah melakukan inspeksi teknis terhadap aset-aset inti guna memastikan efisiensi dan kepatuhan regulasi. Proses ini mendukung transisi menuju fase operasional dan komersial yang lebih kuat.
Sebagai bagian dari strategi jangka panjang, Telkom menerapkan prinsip ESG untuk memastikan praktik bisnis yang berkelanjutan. Verifikasi independen atas emisi GRK Scope 1 dan 2 untuk periode 2023-2024 menggunakan standar ISO 14064-1:2018 menunjukkan hasil "unmodified," menguatkan kredibilitas data emisi perusahaan. Langkah ini menjadi dasar bagi pencapaian target Net Zero Emissions pada tahun 2060.
Investasi modal sebesar Rp5 triliun, atau 13,5% dari total pendapatan, dialokasikan untuk pengembangan infrastruktur seperti jaringan fiber optik, menara telekomunikasi, satelit, dan kabel bawah laut. Ini mencerminkan komitmen Telkom untuk menyediakan akses internet berkecepatan tinggi di seluruh wilayah Indonesia, mendukung inklusi digital dan ekonomi nasional.