Pendiri perusahaan data center DCI Indonesia (DCII), Han Arming, berhasil menempatkan namanya di puncak daftar miliarder dengan kekayaan mencapai US$ 3,5 miliar. Peningkatan ini sebagian besar didorong oleh kenaikan signifikan harga saham DCII di pasar modal Indonesia. Dalam dua bulan terakhir, saham ini melonjak hingga lebih dari 400%, menjadikannya salah satu saham termahal di Bursa Efek Indonesia (BEI). Selain itu, rencana stock split yang sedang dipersiapkan perusahaan memicu spekulasi positif di kalangan investor.
Han Arming dikenal sebagai pemegang saham minoritas di DCII, meskipun ia merupakan salah satu pendirinya bersama Otto Toto Sugiri dan Marina Budiman. Kenaikan nilai saham DCII tidak hanya meningkatkan kekayaan Han, tetapi juga memperkuat posisi perusahaan dalam industri teknologi informasi di Tanah Air.
Saham DCII mengalami pertumbuhan luar biasa selama beberapa bulan terakhir, berdampak langsung pada kekayaan Han Arming. Sebagai pemilik 14,11% saham perusahaan, lonjakan harga saham tersebut secara signifikan memperbesar aset pribadinya. Pada awal tahun, kekayaannya hanya sekitar Rp17,38 triliun, namun hingga akhir Maret, angka ini melonjak menjadi Rp57,96 triliun.
Peningkatan ini disebabkan oleh performa luar biasa saham DCII di bursa. Harga saham telah meningkat hampir 300% sepanjang tahun ini, bahkan sempat mencapai level tertinggi di atas 226.000 rupiah per lembar. Faktor utama peningkatan ini adalah ekspektasi pasar terhadap rencana stock split yang akan dilakukan perusahaan. Kabar ini memberikan dorongan kuat bagi investor untuk membeli saham DCII, mengangkat permintaan dan harga saham secara drastis.
Perusahaan DCII saat ini sedang mempersiapkan rencana stock split guna menarik minat lebih banyak investor ritel. Gregorius Nicholas Suharsono, Sekretaris Perusahaan DCII, mengungkapkan bahwa proses ini diperkirakan akan berlangsung dalam tiga bulan ke depan. Meskipun pengumuman ini masih berupa rencana, pasar sudah merespons dengan antusiasme tinggi, tercermin dari kenaikan harga saham yang signifikan.
Stock split sendiri bertujuan untuk menurunkan harga nominal saham tanpa mengubah total kapitalisasi pasar perusahaan. Hal ini memungkinkan investor dengan modal terbatas untuk membeli saham DCII, yang sebelumnya memiliki harga cukup mahal. Para pemegang saham utama seperti Han Arming, Otto Toto Sugiri, dan Marina Budiman menyatakan tidak berniat melepas kepemilikan mereka, menunjukkan keyakinan terhadap masa depan perusahaan. Keputusan ini juga semakin memperkokoh posisi DCII sebagai pemain utama dalam industri data center di Indonesia, serta menunjukkan komitmen manajemen untuk terus berkembang di tengah dinamika pasar global.