Gaya Hidup
Penemuan Genetik Baru Mengungkap Masa Lalu Populasi Tibet
2025-06-03

Penelitian terbaru membuka wawasan baru tentang sejarah evolusi manusia di Asia Timur. Penemuan fosil berusia lebih dari tujuh ribu tahun di China mengarah pada keberadaan garis keturunan misterius yang sebelumnya hanya diperkirakan. Fosil tersebut ditemukan di situs arkeologi Xingyi, memberikan petunjuk penting tentang hubungan genetik antara populasi purba dan modern.

Berdasarkan analisis terhadap 127 genom manusia kuno dari wilayah barat daya China, ilmuwan menemukan bahwa salah satu kerangka perempuan dari era Neolitik awal memiliki DNA unik. Meskipun berasal dari wilayah Yunnan yang kini terkenal dengan keberagaman etnisnya, DNA perempuan ini tidak cocok dengan populasi Asia Timur atau Selatan lainnya. Sebaliknya, ia menunjukkan kemiripan dengan kelompok genetik tertentu yang hanya ditemukan dalam komunitas Tibet modern saat ini. Para ahli menyebut garis keturunan ini sebagai "Basal Asian Xingyi," sebuah lini keturunan yang telah terpisah dari manusia modern selama puluhan ribu tahun.

Kehadiran makhluk hidup purba ini menggugah banyak pertanyaan tentang asal-usul manusia Tibet. Peneliti Qiaomei Fu dari Institute of Vertebrate Paleontology and Paleoanthropology menjelaskan bahwa isolasi geografis mungkin menjadi alasan utama mengapa garis keturunan ini tetap murni hingga masa lampau. Namun, pada suatu titik, mereka mulai bergabung dengan populasi lain, menciptakan campuran genetik yang masih bisa ditemukan hingga hari ini. Walaupun temuan ini sangat signifikan, para ilmuwan memperingatkan bahwa data lebih lanjut diperlukan untuk memastikan kesimpulan akhir.

Riset ini menunjukkan bahwa dunia masih menyimpan banyak rahasia tentang nenek moyang kita. Dengan teknologi genetika yang semakin canggih, manusia dapat memahami lebih baik tentang asal-usul spesies dan bagaimana migrasi serta adaptasi membentuk peradaban modern. Penemuan ini juga menegaskan pentingnya penghormatan terhadap keanekaragaman budaya dan genetik sebagai warisan bersama umat manusia.

more stories
See more