Gaya Hidup
Pengetahuan Lebih Dalam tentang Gangguan Bipolar dan Skizofrenia di Kalangan Masyarakat
2025-05-14

Dunia semakin menyadari pentingnya kesehatan mental sebagai isu yang mendesak. Data dari WHO menunjukkan bahwa prevalensi gangguan kejiwaan di Indonesia telah mencapai 9,8% pada tahun 2021, dengan kasus depresi mencapai angka signifikan sebesar 6,6%. Proyeksi untuk tahun 2024 mengindikasikan peningkatan lebih lanjut akibat dampak panjang pandemi global. Meskipun masyarakat mulai lebih peduli terhadap literasi kesehatan mental, masih ada banyak kesalahpahaman, terutama antara gangguan bipolar dan skizofrenia. Keduanya sering disamakan karena gejalanya yang tampak mirip, tetapi memiliki perbedaan mendasar dalam pengaruh dan cara penanganannya.

Berdasarkan penelitian dan pengalaman praktisi medis, seperti yang diungkapkan oleh Profesor Tjhin Wiguna, ahli psikiatri anak dan remaja dari FKUI-RSCM, gangguan bipolar (GB) dan skizofrenia memiliki dampak yang berbeda pada individu meskipun sama-sama memengaruhi perilaku. Sebelumnya dipandang hanya mempengaruhi orang dewasa, kini kondisi ini juga menyerang kelompok usia anak-anak dan remaja, meningkatkan kekhawatiran akan masa depan mereka.

Skizofrenia adalah salah satu penyakit mental yang membuat penderitanya sulit membedakan antara khayalan dan realitas. Gejala utama meliputi halusinasi, delusi, serta ketidakmampuan untuk mengendalikan emosi. Penyebabnya bisa bervariasi, mulai dari faktor genetik hingga komplikasi selama proses lahir atau masalah perkembangan otak. Selain itu, kondisi ini juga ditandai dengan perilaku yang tidak koheren, kurangnya motivasi, dan reaksi yang tidak sesuai konteks.

Sementara itu, gangguan bipolar merupakan kondisi yang menyebabkan fluktuasi suasana hati secara ekstrem. Individu dengan kondisi ini dapat mengalami episode mania, dimana mereka merasa sangat bersemangat atau bahkan marah tanpa alasan jelas, hingga episode depresi yang mendalam. Faktor risiko yang memicu kondisi ini termasuk faktor genetik, lingkungan sosial, dan neurobiologis. Diagnosis dini sangat penting untuk memberikan perawatan yang tepat dan efektif.

Peningkatan kesadaran tentang kedua kondisi ini menjadi langkah awal menuju perbaikan kualitas hidup bagi para penderitanya. Kesalahan diagnosis dapat berdampak buruk pada pengobatan dan perkembangan pasien, sehingga edukasi yang luas sangat dibutuhkan. Melalui pemahaman yang lebih baik, harapannya adalah masyarakat dapat lebih responsif terhadap isu-isu kesehatan mental yang kompleks ini.

Kondisi kesehatan mental seperti skizofrenia dan gangguan bipolar tidak boleh diabaikan lagi, terutama saat sudah menyerang generasi muda. Pendidikan dan dukungan profesional menjadi kunci untuk membantu individu mengatasi tantangan ini dan menjalani hidup yang lebih berkualitas.

more stories
See more