Perayaan sakral yang melibatkan ribuan umat Katolik di ibu kota berlangsung dengan khidmat. Umat dari berbagai kalangan menghadiri dua sesi Misa Malam Paskah, yang dirayakan secara offline dan disiarkan langsung melalui platform digital. Acara ini menjadi salah satu momen penting dalam rangkaian perayaan Trihari Suci tahun 2025.

Misalnya, sesi pertama diadakan pada pukul lima sore dengan pemimpin upacara yang terdiri dari tiga imam terkenal di lingkungan gereja tersebut. Sesi ini juga difasilitasi secara virtual bagi mereka yang tidak dapat hadir langsung. Di sisi lain, sesi kedua dimulai pada pukul delapan malam, dipimpin oleh tiga imam lainnya. Perbedaan utama antara kedua sesi ini adalah metode partisipasi, di mana sesi kedua hanya tersedia untuk umat yang mendaftar sebelumnya dan hadir langsung ke lokasi.

Rangkaian aktivitas spiritual ini mencakup berbagai ritual simbolis yang menunjukkan makna peralihan dari kematian menuju kebangkitan. Ritual cahaya, pembacaan kitab suci, serta penyalaan lilin paskah menjadi elemen inti dalam perayaan tersebut. Para umat diajak untuk merenungkan pengorbanan Yesus Kristus dan memperbarui janji baptis mereka. Dengan demikian, acara ini bukan sekadar seremonial, tetapi juga menjadi ajang introspeksi dan pemahaman mendalam tentang nilai-nilai kasih dan pengabdian.

Keterlibatan teknologi dalam menyampaikan pesan rohani membuka peluang bagi lebih banyak orang untuk merasakan kehangatan perayaan ini tanpa batasan ruang dan waktu. Selain itu, langkah registrasi yang diberlakukan menunjukkan kepedulian gereja terhadap keselamatan semua peserta, termasuk kelompok rentan seperti lansia dan penyandang disabilitas. Melalui inisiatif ini, nilai-nilai empati, inklusi, dan kerjasama saling menguatkan semakin terasa sebagai bagian integral dari komunitas global yang saling terhubung.