Berita
Penghormatan Gus Yahya untuk Pemimpin Katolik Dunia yang Mendunia
2025-04-21
Sebuah momen penghormatan mendalam terjadi saat Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf, memberikan ungkapan belasungkawa atas kepergian tokoh besar agama Katolik dunia. Dalam pernyataannya, beliau menyoroti kontribusi luar biasa yang telah diberikan kepada kemanusiaan secara global.

Melanjutkan Warisan Perdamaian dan Keharmonisan

Pada hari Senin (21/4/2025), Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Gus Yahya, menyampaikan rasa sedihnya atas berpindahnya seorang pemimpin spiritual dunia. Beliau mengungkapkan bahwa sosok tersebut telah menjadi simbol kasih sayang tanpa batas dan pengabdian bagi umat manusia di seluruh penjuru bumi.Dalam konteks ini, Gus Yahya tidak hanya merujuk pada hubungan antara agama tertentu saja, tetapi juga mencakup visi universal tentang bagaimana membangun dunia yang lebih damai dan harmonis. Melalui tindakan serta ajarannya, sosok yang dimaksud telah membuktikan bahwa setiap individu memiliki hak yang sama untuk mendapatkan perlindungan, kasih sayang, dan keadilan tanpa memandang latar belakang etnis, agama, atau status sosial.

Karakter Universal Sebagai Pembela Kemanusiaan

Menurut Gus Yahya, sosok yang baru saja berpulang adalah contoh nyata dari seseorang yang mendedikasikan hidupnya demi kemajuan nilai-nilai kemanusiaan. Tanpa kenal lelah, ia berusaha menjembatani perbedaan dan mempersatukan berbagai pihak dalam satu tujuan mulia: perdamaian dunia.Selama masa kepemimpinannya, ia berhasil menghadirkan gereja sebagai institusi yang bukan hanya peduli pada jemaatnya sendiri, melainkan juga kepada seluruh makhluk hidup. Kasih sayang yang ditunjukkan tidak dibatasi oleh batasan-batasan yang sering kali memecah belah masyarakat modern. Ini adalah pelajaran penting bagi semua orang untuk memahami bahwa kasih sayang tidak mengenal batas geografis ataupun ideologi.

Inisiatif Global untuk Persaudaraan Antaragama

Salah satu pencapaian monumental dari sosok tersebut adalah inisiatifnya untuk menandatangani dokumen persaudaraan bersama dengan tokoh agama Islam, Syekhul Azhar, Dr. Ahmed Ath-Thayyib. Dokumen ini menjadi simbol konkret dari upaya bersama untuk membangun dunia yang lebih inklusif dan toleran.Perjanjian ini tidak hanya melibatkan dua agama besar saja, tetapi juga mencerminkan semangat solidaritas lintas budaya dan agama. Dalam situasi dunia yang semakin dipenuhi ketegangan dan konflik, langkah seperti ini sangat diperlukan untuk menyeimbangkan narasi negatif dengan cerita-cerita positif tentang kerjasama dan persatuan.Gus Yahya menyoroti bahwa inisiatif ini adalah salah satu bentuk nyata dari perjuangan kemanusiaan di tengah-tengah tantangan global yang kompleks. Hal ini menunjukkan bahwa bahkan di tengah badai, ada harapan yang bisa diraih melalui dialog dan pemahaman saling terbuka.

Komitmen NU untuk Meneruskan Semangat Kemanusiaan

Organisasi Nahdlatul Ulama (NU) menyatakan komitmennya untuk terus melanjutkan semangat yang telah ditinggalkan oleh tokoh tersebut. Menurut Gus Yahya, ini adalah tanggung jawab bersama untuk memastikan bahwa nilai-nilai kemanusiaan yang telah disuarakan tidak hilang begitu saja.Melalui berbagai program dan aktivitas, NU berencana untuk bekerja sama dengan Gereja Katolik serta organisasi lainnya untuk menjaga agar pesan perdamaian dan persaudaraan tetap hidup. Ini bukan hanya soal mengenang jejak seorang pemimpin besar, tetapi juga tentang membangun masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang.Requiescat in Pace Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh menjadi doa yang dilantunkan oleh Gus Yahya sebagai bentuk penghormatan terakhir kepada sosok yang telah memberikan banyak inspirasi kepada dunia.
more stories
See more