Pada perdagangan awal pekan ini, harga minyak dunia menunjukkan tren penguatan meskipun masih dipengaruhi oleh dinamika geopolitik dan ketidakpastian ekonomi global. Fokus utama pasar saat ini adalah pengaruh perang dagang yang berpotensi memperlambat permintaan energi serta rencana Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC+) untuk menyesuaikan kebijakan produksi mereka. Situasi ini semakin diperumit oleh ketegangan antara Amerika Serikat dan Iran yang dapat mengganggu aliran pasokan minyak global.
Dalam lanskap geopolitik yang penuh ketegangan, harga minyak dunia secara tipis menguat pada Senin pagi waktu Indonesia. Di pasar internasional, kontrak minyak Brent untuk bulan Juni tercatat naik mencapai US$67,57 per barel sebelum ditutup di level US$67,04 per barel. Sementara itu, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) juga meningkat, mencapai penutupan di angka US$63,18 per barel.
Situasi ini datang setelah minggu sebelumnya menunjukkan pelemahan sebesar 1,6% akibat kekhawatiran atas eskalasi perang dagang yang dipimpin Amerika Serikat. Sebagai respons, China, sebagai importir minyak terbesar dunia, bersiap mengumumkan langkah-langkah stabilisasi ekonomi guna melindungi pertumbuhan nasional dari tekanan eksternal. Konferensi pers resmi akan digelar hari ini untuk merinci strategi pendukung lapangan kerja.
Sementara itu, OPEC+ dijadwalkan mengadakan pertemuan penting pada 5 Mei mendatang. Pertemuan ini bertujuan untuk mengevaluasi kembali kebijakan produksi minyak mereka, terutama setelah beberapa anggota mulai meningkatkan output setelah pemangkasan sebelumnya. Hal ini memperbesar risiko kelebihan pasokan di tengah permintaan global yang lesu.
Ketegangan geopolitik tetap menjadi faktor sentral dalam menentukan harga minyak. Akhir pekan lalu, insiden ledakan di pelabuhan Shahid Rajaee, Iran, salah satu jalur vital perdagangan minyak dunia, menambah kekhawatiran pasar tentang stabilitas pasokan. Meskipun ada kemajuan dalam negosiasi kesepakatan nuklir antara Amerika Serikat dan Iran, ketidakpastian tetap menyelimuti situasi regional.
Dari perspektif jurnalistik, laporan ini memberikan gambaran tentang kompleksitas interaksi antara geopolitik, ekonomi global, dan industri minyak. Ketidakpastian yang terus berkembang menunjukkan betapa rentannya pasar minyak terhadap perubahan kondisi makroekonomi dan geopolitik. Bagi pembaca, laporan ini menyoroti pentingnya diversifikasi sumber energi serta perlunya solusi diplomasi yang efektif untuk menjaga stabilitas pasar global.