Pada hari Senin (28/4/2025), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) membukukan kenaikan sebesar 0,58%, naik dari level sebelumnya menjadi 6.717,36. Kinerja ini melanjutkan penguatan minggu lalu yang mencatatkan pertumbuhan hampir 4% dan menjadikan IHSG sebagai salah satu indeks terbaik di Asia-Pasifik.
Pasar keuangan di Indonesia diperkirakan akan tetap stabil meskipun ada libur Hari Buruh pada Kamis (1/5/2025). Dengan adanya harapan bahwa sentimen positif akan berlanjut, para analis memproyeksikan bahwa IHSG dapat mencapai level psikologis baru jika tidak ada gangguan signifikan dari dalam atau luar negeri.
Selain itu, aktivitas transaksi pada perdagangan Senin menunjukkan partisipasi aktif investor. Sebanyak 282 saham mengalami kenaikan harga, sementara hanya 85 saham yang turun. Volume transaksi mencapai Rp440,71 miliar, melibatkan lebih dari 850 juta saham dalam ratusan ribu kali transaksi. Ini menunjukkan minat yang tinggi dari berbagai kalangan pelaku pasar.
Hari ini, perhatian utama tertuju pada hasil Survei Perbankan yang dirilis oleh Bank Indonesia (BI). Laporan ini memberikan gambaran awal tentang kondisi likuiditas dan prospek pertumbuhan kredit perbankan di tengah situasi suku bunga yang masih tinggi. Hasil survei tersebut diyakini akan mempengaruhi kebijakan moneter BI ke depannya.
Dalam konteks ekonomi global, kebijakan bank sentral memiliki dampak besar terhadap stabilitas finansial nasional. Oleh karena itu, para pemangku kepentingan sangat mengantisipasi apakah BI akan mempertahankan atau menyesuaikan kebijakan suku bunga untuk mendukung pertumbuhan tanpa mengorbankan stabilitas harga.
Pada Jumat (2/5/2025), Badan Pusat Statistik (BPS) akan merilis data inflasi bulan April. Inflasi menjadi isu sentral setelah tekanan harga pangan meningkat akibat faktor musiman dan kendala distribusi. Para ekonom memperkirakan bahwa inflasi tahunan akan berada di angka 2,5%, sesuai dengan target BI.
Data ini penting karena inflasi yang terkendali akan memperkuat keyakinan investor asing terhadap stabilitas ekonomi Indonesia. Sebaliknya, inflasi yang melampaui ekspektasi bisa memicu ketidakpastian dan volatilitas di pasar modal.
Amerika Serikat juga akan merilis serangkaian indikator ekonomi penting minggu ini, termasuk PCE Price Index Maret dan laporan JOLTs Job Openings. PCE Price Index, yang merupakan ukuran inflasi favorit The Fed, diproyeksikan naik menjadi 2,5%. Angka ini bisa memperkuat spekulasi bahwa The Fed akan mempertahankan suku bunga tinggi lebih lama.
Laporan tenaga kerja AS juga menjadi sorotan, dengan estimasi tambahan 130.000 pekerjaan baru pada bulan April. Meskipun angka ini lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya, hal tersebut tetap mencerminkan kekuatan fundamental ekonomi AS.
Di wilayah Asia, fokus utama berada pada China, dengan pengumuman data PMI manufaktur resmi dan Caixin PMI pada 30 April. Data ini memberikan gambaran tentang kesehatan sektor manufaktur setelah implementasi stimulus fiskal dan moneter secara agresif.
PMI resmi China diperkirakan akan bertahan di zona ekspansi tipis di angka 50,5, sedangkan Caixin PMI diproyeksikan berada di 51,2. Performa positif di sektor manufaktur dapat memperbaiki sentimen pasar Asia secara keseluruhan, namun pelemahan berpotensi memperdalam kekhawatiran terhadap prospek pertumbuhan global.