Mulai dari sejarah hingga kekayaan luar biasa, industri batu bara Indonesia telah melalui perjalanan panjang yang menarik. Kisah ini dimulai pada abad ke-19 ketika penjelajahan di Kalimantan membuka peluang besar bagi pengusaha masa kini. Pada pertengahan tahun 1840-an, pemerintahan Belanda memimpin misi eksplorasi yang mengungkap cadangan batu bara besar di wilayah tersebut. Temuan ini menjadi pijakan awal bagi pembukaan ladang bisnis tambang yang menguntungkan hingga saat ini.

Peningkatan permintaan global menjadi faktor utama yang mendorong pertumbuhan sektor ini. Setelah era kemerdekaan Indonesia, pola ekstraksi sumber daya mineral tetap fokus pada pasar internasional. Dalam buku berjudul "Pertambangan Batu Bara: Antara Mendulang Rupiah dan Menebar Potensi Konflik", Robert Siburian mencatat bahwa struktur industri ini tidak banyak berubah meskipun sudah melewati berbagai pergantian rezim. Kondisi ini membuat Low Tuck Kwong, salah satu tokoh penting dalam dunia pertambangan modern, melihat peluang besar di sektor ini. Ia tumbuh dengan belajar dasar-dasar bisnis dari ayahnya di Singapura sebelum akhirnya membangun kerajaan pertambangan di Indonesia.

Perjalanan sukses Kwong dimulai dengan mendirikan perusahaan kontraktor bernama PT Jaya Sumpiles Indonesia (JSI) pada tahun 1973. Setelah lebih dari satu dekade berkecimpung di bidang konstruksi, ia beralih ke sektor batu bara pada tahun 1988. Langkah strategis ini menuai hasil signifikan ketika ia resmi menjadi warga negara Indonesia dan mengakuisisi dua perusahaan besar di sektor ini pada tahun 1997. Saat ini, melalui PT Bayan Resources Tbk (BYAN), ia menguasai area pertambangan luas sebesar lebih dari 80 ribu hektar. Prestasi ini menjadikannya sebagai salah satu orang terkaya di Indonesia versi Forbes pada tahun 2022.

Berkat harga batu bara yang meningkat pesat di pasar global, Low Tuck Kwong berhasil meraih kesuksesan besar yang tak terduga. Namun, di balik semua pencapaian itu, ada cerita tentang bagaimana pengusaha dapat memanfaatkan peluang sejarah dan inovasi untuk menciptakan nilai tambah. Ini menunjukkan bahwa kemampuan beradaptasi serta melihat potensi jangka panjang adalah kunci keberhasilan dalam dunia bisnis. Selain itu, kisah ini juga menginspirasi kita untuk mempertimbangkan dampak sosial dan lingkungan agar perkembangan industri tetap berkelanjutan demi generasi mendatang.