Di sebuah sudut Jawa Timur, tepatnya di Desa Tembalang, Kabupaten Blitar, seorang wanita bernama Siti Rofiah berhasil membangun ekonomi lokal melalui bisnis jamu tradisional. Wanita berusia 42 tahun ini mengembangkan usaha warisan keluarga menjadi model bisnis modern yang mampu menjangkau pasar lebih luas. Dengan dukungan pembiayaan dan pendampingan dari PNM Mekaar, ia tidak hanya meningkatkan kualitas produk tetapi juga memberdayakan puluhan perempuan di lingkungannya. Melalui inisiatif menanam tanaman obat dan memproduksi jamu instan, Rofiah menjadi simbol kesetaraan gender serta pelestarian budaya tradisional.
Dalam suasana pedesaan yang penuh semangat, Siti Rofiah, berasal dari Desa Tembalang, Blitar, telah menunjukkan bagaimana potensi sumber daya lokal dapat dioptimalkan untuk kemajuan bersama. Sejak muda, ia belajar tentang dunia jamu dari nenek dan ibunya. Namun, dengan keinginan untuk berkembang, ia bekerja sama dengan Program Pemberdayaan Modal Usaha Mikro (PNM) Mekaar guna merevolusi cara pengelolaan bisnis tersebut. Di bawah arahan pelatihan manajemen dan teknik produksi modern, Rofiah berhasil mengubah metode penjualan tradisional menjadi sistem distribusi yang lebih efektif.
Tidak hanya itu, Rofiah juga aktif membina komunitas petani tanaman obat di desanya. Ia melibatkan 39 perempuan dalam proses penanaman jahe, kunyit, temulawak, dan kencur, yang nantinya digunakan sebagai bahan baku utama produk jamunya. Dukungan dari Direktur Utama PNM, Arief Mulyadi, membuat langkah Rofiah semakin kokoh. Menurutnya, Rofiah adalah representasi nyata dari sosok Kartini masa kini—seorang wanita yang tidak hanya berjuang untuk dirinya sendiri tetapi juga menebar harapan kepada sesama.
Hasilnya, hingga saat ini, lebih dari 60% pengusaha jamu di Desa Tembalang merupakan bagian dari satu garis keturunan besar, yang kini telah meraih kemandirian ekonomi dan akses pasar yang lebih luas.
Seiring waktu, upaya Rofiah telah membuktikan bahwa perempuan bukan hanya pelaku penting dalam perkembangan ekonomi lokal, tetapi juga pelindung nilai-nilai budaya yang diteruskan dari generasi ke generasi.
Berpijak pada jejak Rofiah, kita diajak untuk memahami bahwa perubahan nyata dimulai dari sikap proaktif dan kerja keras. Inspirasi yang diberikan oleh Rofiah menunjukkan bahwa setiap individu memiliki potensi untuk menjadi agen perubahan dalam masyarakatnya. Kehadiran program pemberdayaan seperti PNM Mekaar membuka pintu bagi banyak orang untuk menjalankan mimpi mereka, sekaligus menjaga agar warisan budaya tetap hidup di tengah arus globalisasi yang pesat.