Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami kenaikan signifikan pada sesi perdagangan pertama hari ini. Lonjakan ini seiring dengan tren positif di pasar Asia-Pasifik, terutama setelah kebijakan tarif baru Amerika Serikat ditunda. Semua sektor berada dalam zona hijau, dengan utilitas dan real estat mencatatkan kenaikan paling besar. Emiten konglomerat seperti BREN dan AMMN menjadi penggerak utama, sementara bank-bank besar juga memberikan kontribusi positif.
Sentimen positif dari penundaan tarif oleh Presiden AS Donald Trump memengaruhi pasar global. Meskipun pengecualian tidak permanen, langkah ini meningkatkan harapan akan negosiasi perdagangan yang lebih baik antara AS dan beberapa mitra dagangnya, termasuk Jepang, Korea Selatan, India, dan Vietnam. Indeks utama di Asia-Pasifik menunjukkan kenaikan tajam, serta saham AS yang melonjak akhir pekan lalu.
Peningkatan IHSG didorong oleh sejumlah sektor yang berada di zona hijau, dengan utilitas dan real estat sebagai pemimpin kenaikan. Emiten konglomerat serta perbankan besar turut berkontribusi signifikan pada performa indeks hari ini.
Pasar saham Indonesia menguat dengan dominasi kenaikan di hampir semua sektor. Utilitas mencatatkan kenaikan tertinggi sebesar 7,69%, disusul oleh real estat dengan kenaikan 5,20%. Sementara itu, sektor finansial meskipun masih naik, namun pertumbuhannya lebih rendah karena tekanan dari emiten perbankan yang telah memasuki masa ex-dividen. Saham-saham konglomerat seperti BREN dan AMMN menjadi penyokong utama dengan kontribusi masing-masing sebesar 16 dan 10 indeks poin. Emiten lain seperti TLKM, GOTO, dan ASII juga berperan penting dalam mendorong kenaikan IHSG. Bank-bank besar seperti BBRI, BBCA, dan BBNI tetap solid sebagai pendukung utama indeks hari ini. Perusahaan-perusahaan konglomerat lainnya seperti PANI, MDKA, DSSA, dan BRMS juga membantu mempertahankan momentum positif pasar.
Sentimen positif dari kebijakan perdagangan AS memicu kenaikan pasar regional dan global, mendukung performa IHSG. Penundaan tarif elektronik oleh Trump meningkatkan optimisme investor akan kemungkinan kesepakatan perdagangan yang lebih baik di masa depan.
Pasar global mengalami dorongan kuat setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump menunda pelaksanaan tarif baru pada barang-barang elektronik konsumen. Kebijakan ini memengaruhi kinerja pasar saham di Asia-Pasifik, termasuk Jepang, Korea Selatan, dan Australia, yang semuanya mencatatkan kenaikan signifikan. Nikkei 225 dan Topix di Jepang naik lebih dari 1,8%, sementara Kospi di Korea Selatan naik 1,29%. Di Australia, S&P/ASX 200 naik 0,72%. Meskipun penundaan ini bukanlah solusi permanen, namun langkah tersebut mengurangi ketegangan perdagangan untuk sementara waktu. Selain itu, negosiasi perdagangan antara AS dan beberapa negara di wilayah ini diperkirakan akan dimulai minggu ini. Trump juga menunjukkan optimisme terhadap potensi kesepakatan dengan China, yang tercermin dari kenaikan saham AS. Indeks S&P 500, Dow Jones Industrial Average, dan Nasdaq Composite semuanya menunjukkan kenaikan signifikan akhir pekan lalu, memberikan dukungan tambahan bagi pasar regional termasuk Indonesia.