Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, telah mengumumkan kebijakan baru terkait tarif impor dan bea yang berlaku untuk beberapa negara, termasuk Indonesia. Kebijakan ini tidak hanya mencakup tarif resiprokal tetapi juga menetapkan pajak ekspor yang signifikan. Menurut analis senior dari DBS Bank Singapore, Radhika Rao, langkah ini dapat memengaruhi stabilitas ekonomi di Asia serta meredam pertumbuhan ekonomi AS sendiri dengan meningkatkan inflasi.
Dalam suasana politik perdagangan yang semakin ketat, keputusan Presiden AS untuk menaikkan tarif impor telah menjadi perhatian global. Pada awal bulan April, Radhika Rao, seorang ahli ekonomi ternama dari DBS Bank Singapore, menjelaskan bahwa dampaknya melampaui batas geografis Asia. Negara-negara berkembang seperti Indonesia akan merasakan tekanan ekspor mereka, sementara perekonomian AS sendiri mungkin menghadapi perlambatan akibat kenaikan harga barang-barang konsumsi domestik.
Situação ini terjadi setelah serangkaian kebijakan proteksionis diberlakukan oleh administrasi Trump. Diskusi lebih lanjut tentang implikasi kebijakan ini disajikan dalam program Closing Bell CNBC Indonesia pada Rabu (09/04/2025), di mana Safrina Nasution berdialog langsung dengan Radhika Rao.
Dari perspektif jurnalis maupun pembaca, kebijakan ini menyoroti pentingnya kolaborasi internasional dalam menghadapi tantangan ekonomi global. Langkah proteksionis seperti ini tidak hanya membahayakan hubungan dagang antarnegara tetapi juga dapat merusak stabilitas pasar secara keseluruhan. Oleh karena itu, dialog terbuka dan transparansi menjadi kunci untuk menjaga keseimbangan ekonomi dunia.