Dalam dua bulan pertama tahun ini, penjualan mobil listrik Tesla di Eropa mengalami penurunan drastis sebesar 49% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Meskipun pasar kendaraan listrik secara keseluruhan tumbuh pesat, popularitas Tesla tampaknya terpukul oleh berbagai faktor. Analis menyebutkan desain kendaraan yang kurang kompetitif dan sikap kontroversial CEO Elon Musk menjadi penyebab utama. Selain itu, persaingan ketat dari produsen Tiongkok seperti BYD, yang mencatat rekor pendapatan tahunan tertinggi, menambah tekanan bagi Tesla.
Pada musim semi yang penuh tantangan ini, industri otomotif listrik di Eropa menghadapi perubahan signifikan. Perusahaan asal Amerika Serikat, Tesla, melaporkan penurunan penjualan yang signifikan hingga Januari dan Februari, dengan total hanya 19.046 unit terjual, jauh lebih rendah dibandingkan angka 37.311 unit pada tahun sebelumnya. Ironisnya, tren ini terjadi di tengah kenaikan keseluruhan penjualan mobil listrik di benua tersebut sebesar 28,4%. Situasi ini diperburuk oleh serangkaian keputusan kontroversial yang dilakukan oleh pemimpin perusahaan, Elon Musk.
Musk, dalam beberapa kesempatan, mendukung kelompok politik sayap kanan di Jerman, Alternative for Germany (AfD), sebuah langkah yang memicu kritik pedas dari media dan politisi setempat. Dukungan tersebut juga mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap merek Tesla, yang kemudian menjadi sasaran demonstrasi di beberapa negara Eropa. Di AS, aksi protes terhadap hubungan Musk dengan mantan Presiden Donald Trump semakin meningkat.
Sementara itu, pesaing utama Tesla, BYD dari Tiongkok, berhasil mencatatkan prestasi luar biasa dengan pendapatan 777,1 miliar yuan pada tahun 2024. Teknologi pengisian daya ultra cepat yang dikembangkan BYD bahkan disebut sebagai inovasi besar yang dapat mengubah dinamika pasar global.
Secara global, Tesla mencatat penurunan penjualan untuk pertama kalinya dalam lebih dari satu dekade. Kendala tambahan muncul dari masalah teknis produk-produk baru mereka, termasuk Cybertruck, yang telah mengalami delapan recall sejak peluncurannya.
Dari sudut pandang seorang jurnalis, fenomena ini menunjukkan bahwa sukses di industri modern tidak hanya bergantung pada teknologi canggih tetapi juga pada strategi branding dan respons terhadap isu-isu sosial. Kasus Tesla menegaskan pentingnya mempertimbangkan sentimen publik dalam membangun citra perusahaan. Sebagai pembaca, kita bisa belajar bahwa perusahaan harus selalu beradaptasi dengan perkembangan zaman serta menjaga hubungan baik dengan konsumennya.