Pasar
Penurunan Transaksi Kripto di Indonesia Masih Tunjukkan Pertumbuhan Pengguna
2025-04-11

Pada bulan Februari, transaksi aset kripto di Indonesia mengalami penurunan signifikan dibandingkan bulan Januari. Menurut pengawas pasar kripto dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Hasan Fawzi, nilai transaksi mencapai Rp 32,78 triliun pada Februari, turun dari Rp 44,07 triliun di bulan sebelumnya. Meskipun ada pelemahan dalam volume transaksi, jumlah konsumen yang terlibat dalam aktivitas kripto terus meningkat. Pada akhir Februari, total pengguna mencapai 23,31 juta orang, naik dari angka 22,92 juta pada Januari.

Pengawasan terhadap perdagangan kripto telah resmi beralih ke OJK dari Bappebti mulai tahun ini. Dalam sebuah konferensi pers, Hasan menyampaikan bahwa peralihan tugas tersebut telah ditetapkan melalui keputusan dewan komisioner OJK pada tanggal 11 Februari 2025. Untuk mendukung perkembangan industri aset kripto dan keamanan digital, OJK sedang melakukan studi mendalam serta menyusun regulasi yang memperkuat perlindungan data dan sistem cyber.

Dengan bertambahnya jumlah investor kripto hingga lebih dari 22 juta pengguna, Hasan menekankan pentingnya kerangka regulasi yang kuat untuk menjaga stabilitas pasar. Langkah-langkah ini diambil guna memberikan perlindungan kepada para pelaku pasar dan memastikan transparansi operasional platform perdagangan kripto.

OJK juga terus berupaya membenahi sistem pengawasan dengan fokus pada penguatan infrastruktur teknologi informasi. Ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang aman bagi para pemain industri kripto di Tanah Air.

Berita tentang penurunan transaksi kripto tidak sepenuhnya negatif, karena pertumbuhan jumlah pengguna tetap menjadi indikator positif bagi perkembangan industri ini. Regulasi yang lebih ketat oleh OJK diharapkan dapat memberikan rasa percaya diri kepada masyarakat dalam berpartisipasi dalam pasar aset digital.

more stories
See more