Berita
Perebutan Kekuasaan di Tumapel: Ken Arok dan Konspirasi yang Mengguncang
2025-05-04

Peristiwa sejarah yang menggemparkan kerajaan Tumapel terjadi ketika Tunggul Ametung, penguasa kuat saat itu, tewas akibat konspirasi licik yang dirancang oleh Ken Arok. Dengan menggunakan Kebo Ijo sebagai alat eksekusi, Ken Arok berhasil menjatuhkan sang raja. Namun, rencana untuk menjadikan Ken Dedes sebagai penerus tak berjalan mulus karena penolakan keras dari masyarakat. Situasi ini menunjukkan betapa rumitnya dinamika kekuasaan di masa tersebut.

Kisah ini dimulai dengan kematian tragis Tunggul Ametung, yang menjadi titik balik dalam sejarah Tumapel. Strategi yang digunakan Ken Arok melibatkan manipulasi halus kepada Kebo Ijo, sehingga ia bersedia menjadi pelaku pembunuhan. Peristiwa tersebut terjadi di luar dugaan semua orang, menciptakan suasana tegang di istana. Setelah kepergian Tunggul Ametung, Ken Arok bergegas menghadap Ken Dedes dengan harapan mendapatkan dukungan agar Ken Dedes dapat memimpin Tumapel.

Segera setelah Ken Dedes dideklarasikan sebagai pemimpin baru di hadapan massa rakyat, situasi menjadi semakin tidak terkendali. Rakyat Tumapel menolak keputusan ini secara bulat, menganggap bahwa sosok yang lebih pantas mengambil alih kekuasaan adalah Ken Arok sendiri. Suara-suara protes bergema di sekitar pendopo Pakuwuan, mencerminkan ketidakpuasan publik atas keputusan yang dianggap tidak adil.

Di tengah situasi yang semakin memanas, Ken Dedes merasa dilema. Sebagai perempuan yang awalnya diharapkan menjadi simbol stabilitas, ia justru menghadapi tantangan besar dari rakyat yang tidak puas. Ketegangan antara Ken Dedes, Ken Arok, dan masyarakat menciptakan momen dramatis dalam sejarah Tumapel.

Aksi protes rakyat membuktikan bahwa kekuasaan bukan hanya soal strategi politik atau intrik pribadi, tetapi juga melibatkan aspirasi masyarakat luas. Akhirnya, Ken Arok harus membuat keputusan penting untuk menjaga stabilitas kerajaan tanpa menimbulkan konflik lebih lanjut. Dinamika ini menunjukkan bahwa meskipun rencana licik dapat berhasil sesaat, legitimasi kekuasaan tetap bergantung pada dukungan dari rakyat.

more stories
See more