Perayaan besar agama Buddha di Indonesia, Gema Waisak Pindapata Nasional, menarik perhatian luas dari masyarakat. Acara ini dihelat oleh Sangha Theravada Indonesia (STI) di Kemayoran, Jakarta, pada Minggu (4/5/2025). Menteri Agama Nasaruddin Umar hadir dalam acara tersebut dan menyampaikan apresiasi mendalam atas nilai-nilai yang diusung. Ia menekankan bahwa momen ini bukan hanya untuk umat Buddha tetapi juga ajang refleksi bagi seluruh bangsa tentang pentingnya perdamaian dan kasih sayang. Menag memuji simbolisme Pindapata sebagai bentuk kerendahan hati serta penghubung antara masyarakat dengan para biksu.
Komitmen pemerintah daerah juga terlihat melalui dukungan Gubernur Jakarta Pramono Anung. Dalam sambutannya, ia menegaskan kembali komitmen Pemprov Jakarta untuk menjaga harmoni serta keberagaman budaya di ibu kota. Menurut Pramono, perayaan ini menjadi peluang emas untuk melestarikan nilai-nilai spiritual dan sosial yang telah lama dianut oleh masyarakat multietnis di Jakarta. Selain itu, acara ini diharapkan dapat memperkuat rasa persaudaraan antarumat beragama.
Ketua Panitia Gema Waisak Pindapata Nasional 2025, Kevin Wu, menyoroti makna mendalam dari kegiatan ini. Menurutnya, perayaan tidak hanya sebatas ritual keagamaan tetapi juga merupakan langkah nyata untuk memperkuat kesadaran spiritual di tengah masyarakat yang plural. Kegiatan ini mengajarkan nilai-nilai universal seperti cinta kasih, kebijaksanaan, dan toleransi yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan modern. Melalui upaya ini, masyarakat diharapkan semakin sadar akan pentingnya menjaga kebersamaan dan kedamaian.
Dengan perayaan ini, pesan tentang pentingnya harmoni sosial, toleransi, dan keberagaman semakin ditegaskan kepada masyarakat luas. Perayaan Waisak tidak hanya menjadi bagian dari kalender keagamaan tetapi juga menjadi tonggak penting dalam membentuk karakter bangsa yang lebih damai dan bersatu. Semua elemen masyarakat diajak untuk terlibat aktif dalam menjaga nilai-nilai tersebut demi masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang.