Pada hari Kamis, 20 Februari 2025, mata uang rupiah mengalami penguatan kecil sebesar 0,03% menjadi Rp16.325 per dolar AS. Hal ini terjadi setelah Bank Indonesia (BI) merilis data transaksi berjalan dan Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) untuk kuartal IV-2024. Meskipun ada beberapa penurunan dalam transaksi berjalan, surplus yang signifikan pada NPI memberikan dorongan positif bagi rupiah.
Pada pagi hari Kamis, di tengah suasana ekonomi yang dinamis, Bank Indonesia merilis laporan penting tentang performa ekonomi nasional. Laporan tersebut mencakup data transaksi berjalan dan Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) untuk periode akhir tahun 2024. Meski transaksi berjalan menunjukkan defisit US$1,1 miliar atau 0,32% dari Produk Domestik Bruto (PDB), angka ini jauh lebih baik dibandingkan dengan kuartal sebelumnya yang mencapai US$2 miliar atau 0,56% PDB. Sementara itu, NPI mencatat surplus besar sebesar US$7,9 miliar, meningkat dari kuartal III-2024. Surplus ini didukung oleh transaksi modal dan finansial yang kuat, serta pertumbuhan ekspor nonmigas yang signifikan.
Situasi ini berdampak langsung pada nilai tukar rupiah. Mata uang Garuda berhasil menguat tipis 0,03% menjadi Rp16.325 per dolar AS, berbanding terbalik dengan pelemahan 0,37% pada hari sebelumnya. Indeks dolar AS (DXY) juga turun 0,16% menjadi 106,99 pada pukul 14:55 WIB, lebih rendah dari posisi sebelumnya di 107,17. Perbaikan kinerja ekonomi ini memberikan semangat baru bagi pelaku pasar, meski masih dalam skala yang terbatas.
Dengan demikian, penguatan rupiah walaupun tidak drastis, tetap menunjukkan respons positif terhadap kondisi ekonomi domestik yang membaik. Hal ini menjadi indikator penting bagi investor dan pemangku kepentingan lainnya bahwa ekonomi Indonesia sedang bergerak menuju arah yang lebih stabil dan kuat.
Berita ini memberikan pandangan optimis tentang prospek ekonomi Indonesia. Meski tantangan masih ada, seperti defisit transaksi berjalan, namun surplus NPI yang signifikan menunjukkan potensi pertumbuhan yang kuat. Ini juga menggarisbawahi pentingnya diversifikasi ekonomi dan pengembangan sektor-sektor strategis untuk mendukung stabilitas moneter jangka panjang.