Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat peningkatan signifikan dalam kinerja emiten yang terdaftar selama tahun 2024. Pertumbuhan laba bersih secara keseluruhan mencapai 19,32% dibandingkan periode sebelumnya. Direktur Pengembangan BEI, Jeffrey Hendrik, menyoroti bahwa prestasi ini menjadi indikator kekuatan fundamental emiten di tengah fluktuasi IHSG dan dinamika ekonomi global. Dengan harapan resiliensi ini berlanjut hingga tahun 2025, BEI optimistis laporan keuangan akan semakin membaik dan memberikan manfaat bagi para pemegang saham.
Sebanyak 738 perusahaan telah mengirimkan laporan keuangan mereka kepada BEI. Dari jumlah tersebut, 703 perusahaan dapat dibandingkan dengan data dari tahun sebelumnya. Sementara itu, 35 perusahaan lainnya merupakan emiten baru yang tidak memiliki rekam jejak laporan keuangan pada tahun 2023 sehingga tidak bisa dianalisis secara langsung. Pada 703 perusahaan yang dapat dibandingkan, terjadi pertumbuhan aset secara agregat sebesar 6,31%, sementara ekuitas meningkat sebesar 7,91%.
Di sisi pendapatan, peningkatan juga tercatat meskipun dengan angka yang lebih rendah yaitu sebesar 3,24%. Namun, yang paling mencolok adalah pertumbuhan laba bersih yang mencapai 19,32%, sebuah pencapaian yang menunjukkan performa kuat dari sektor korporasi nasional.
Dalam konteks lebih luas, Jeffrey Hendrik menekankan pentingnya menjaga stabilitas fundamental agar tetap tangguh di masa mendatang. Menurutnya, kondisi seperti ini dapat mendorong investor untuk lebih percaya diri dalam menanamkan modal di pasar saham domestik.
Melihat hasil positif ini, optimisme pun tumbuh terkait potensi emiten Indonesia di tahun-tahun mendatang. Dengan fokus pada pengembangan bisnis yang berkelanjutan serta manajemen risiko yang baik, diharapkan perusahaan-perusahaan ini dapat terus berkembang dan memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian nasional. Selain itu, peningkatan transparansi dan akuntabilitas juga menjadi faktor penting untuk menjaga kepercayaan publik terhadap pasar modal Indonesia.