Kondisi ekonomi yang sedang melemah telah mempengaruhi sektor otomotif di Indonesia. Para pelaku usaha pembiayaan atau multifinance merespons dengan mengubah strategi bisnis mereka. Dengan penurunan signifikan dalam penjualan mobil, perusahaan-perusahaan ini mulai beralih ke sektor lain untuk tetap bertahan.
Menghadapi situasi lesunya pasar kendaraan bermotor, industri pembiayaan kini lebih berfokus pada pinjaman dana tunai. Menurut data dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan mobil nasional pada awal tahun 2025 menunjukkan penurunan sebesar 11,33%. Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno menjelaskan bahwa perusahaan pembiayaan mulai menawarkan dana tunai sebagai solusi bagi masyarakat yang memiliki kebutuhan mendesak. Dana ini bisa digunakan untuk berbagai tujuan, baik konsumtif maupun produktif, dengan batas tertentu sesuai regulasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Pembiayaan dana tunai menjadi alternatif penting ketika daya beli masyarakat mengalami penurunan. Ini tidak hanya membantu masyarakat yang membutuhkan dana cepat tetapi juga memberikan kesempatan bagi perusahaan pembiayaan untuk diversifikasi portofolio bisnis mereka. Meskipun tantangan besar terlihat di depan, langkah adaptif ini menunjukkan semangat inovasi dan fleksibilitas yang dibutuhkan dalam dunia bisnis modern. Dengan demikian, industri pembiayaan dapat terus berkembang sambil memberikan layanan yang relevan kepada masyarakat.