Para analis memperkirakan bahwa harga minyak dunia akan mengalami penurunan signifikan pada tahun 2026. Faktor utama yang mendorong revisi ini adalah potensi resesi global dan adanya kemungkinan pasokan dari kelompok OPEC+ yang lebih tinggi dari ekspektasi sebelumnya. Dalam laporan terbarunya, Goldman Sachs telah menyesuaikan proyeksi harga minyak mentah Brent dan WTI untuk tahun tersebut. Selain itu, ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan China juga menjadi salah satu penyebab utama penurunan harga minyak saat ini.
Dalam sebuah laporan yang dirilis pada awal April 2025, institusi keuangan ternama, Goldman Sachs, memberikan pandangan baru tentang kondisi pasar minyak di masa mendatang. Perusahaan tersebut merevisi perkiraan harga rata-rata tahunan minyak mentah Brent dan WTI untuk tahun 2026. Revisi ini dilakukan setelah mempertimbangkan berbagai faktor ekonomi makro yang memengaruhi industri energi global. Salah satu faktor utamanya adalah meningkatnya risiko resesi global akibat ketegangan perdagangan antara dua negara besar, yakni Amerika Serikat dan China.
Selain itu, Goldman Sachs juga mempertimbangkan potensi kenaikan pasokan dari kelompok OPEC+. Dalam laporan tersebut, disebutkan bahwa asumsi empat bulan kenaikan produksi minyak oleh OPEC+ diperkirakan akan mencapai sekitar 0,7 hingga 0,8 juta barel per hari. Hal ini tentu saja akan berdampak pada stabilitas harga minyak di pasar internasional. Pada saat laporan ini dirilis, harga minyak mentah Brent diperdagangkan pada level US$63,87 per barel, sementara harga WTI berada di angka US$60,38 per barel.
Peningkatan ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan China juga turut memperburuk situasi pasar minyak. Langkah-langkah balasan yang diambil oleh pemerintah China, termasuk pungutan tambahan sebesar 34% atas barang-barang AS, semakin memperkuat kekhawatiran akan terjadinya perlambatan ekonomi global. Perlambatan ini secara langsung dapat mengurangi permintaan minyak mentah di pasar global.
Kondisi pasar minyak saat ini menunjukkan indikasi kuat akan tren penurunan harga dalam beberapa tahun ke depan. Meskipun masih ada ketidakpastian terkait kepatuhan dan produksi OPEC+, tetapi proyeksi yang diberikan oleh Goldman Sachs memberikan gambaran tentang apa yang mungkin terjadi di masa mendatang. Prediksi ini diharapkan dapat membantu pelaku pasar dalam membuat keputusan strategis terkait investasi di sektor energi.