Berita
Prediksi Tidak Terlihatnya Hilal dan Kontroversi Penetapan Idul Fitri 2025
2025-03-27

Berdasarkan analisis astronomi, bulan sabit yang menandai awal hari raya Idul Fitri tahun 2025 diperkirakan tidak akan teramati dari sebagian besar wilayah dunia, termasuk kawasan Timur Tengah, pada Sabtu, 29 Maret. Namun, Arab Saudi tetap diharapkan mengumumkan perayaan Idul Fitri pada Minggu, 30 Maret, meskipun kontroversi tentang penampakan hilal masih berlanjut. Selama beberapa dekade, pemerintah Arab Saudi telah menjadi sasaran kritik karena diduga "memalsukan" penampakan bulan sabit, meskipun hal ini tidak pernah diakui secara resmi.

Sistem kalender lunar umat Islam, yang mencakup 12 bulan dengan durasi antara 29 hingga 30 hari, membuat akhir Ramadan bergantung pada pengamatan langsung atau ketiadaan bulan sabit. Beberapa negara mempercayakan keputusan tersebut kepada Arab Saudi, bahkan tanpa adanya pengamatan lokal.

Kemungkinan Penetapan Idul Fitri oleh Arab Saudi

Menurut para ilmuwan langit, bulan sabit yang menandai Idul Fitri 2025 tidak mungkin terlihat dari banyak bagian dunia, termasuk wilayah Timur Tengah. Meskipun demikian, kerajaan Arab Saudi diperkirakan tetap menetapkan hari Minggu, 30 Maret, sebagai awal perayaan Idul Fitri. Ini sesuai dengan prediksi kalender yang telah dirilis sebelumnya oleh pihak berwenang.

Dalam praktiknya, Arab Saudi sering kali dijadikan acuan oleh berbagai negara dalam menentukan hari raya Idul Fitri. Namun, keputusan ini selalu menuai pro dan kontra. Sejak lama, pemerintah Arab Saudi dikritik atas tuduhan “memalsukan” penampakan hilal, yakni dengan melaporkan pengamatan pada waktu-waktu ketika para ahli astronomi meyakini bahwa bulan sabit mustahil terlihat. Sampai saat ini, tidak ada tanggapan resmi dari otoritas Arab Saudi terkait klaim tersebut.

Sistem Kalender Lunar dan Dampaknya pada Penetapan Hari Raya

Sistem kalender lunar yang diikuti oleh umat Islam memiliki pengaruh besar dalam menentukan tanggal akhir Ramadan dan awal Idul Fitri. Dengan durasi bulan yang berkisar antara 29 hingga 30 hari, penentuan akhir Ramadan sangat bergantung pada pengamatan langsung bulan sabit atau hilal. Praktik ini berbeda di setiap negara; beberapa mengandalkan pengamat lokal, sementara yang lain lebih memilih untuk mengikuti keputusan Arab Saudi.

Di beberapa negara seperti Inggris, yang tidak memiliki badan pengamatan bulan resmi, umat Muslim cenderung mengikuti penetapan Arab Saudi. Namun, pendekatan ini juga dipertanyakan oleh sejumlah ulama yang menyarankan agar komunitas Muslim di tempat lain tidak sepenuhnya bergantung pada keputusan dari Arab Saudi. Dalam konteks ini, penting bagi setiap negara untuk mengevaluasi metode pengamatan bulan mereka sendiri guna mencapai keputusan yang lebih akurat dan transparan. Kalender resmi Arab Saudi yang menetapkan hari pertama Syawal pada 30 Maret 2025 tetap menjadi patokan bagi banyak orang, meskipun kontroversi terkait penampakan hilal terus mengemuka.

more stories
See more