Pemerintah Indonesia optimistis bahwa perekonomian nasional akan tetap tumbuh sekitar 5% pada tahun 2025. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan hal ini dalam rapat Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) kuartal pertama tahun tersebut. Dia menyoroti beberapa faktor yang mendukung perkiraan ini, seperti investasi swasta yang kuat, aktivitas manufaktur yang menggembirakan, serta peningkatan ekspor nonmigas. Selain itu, konsumsi rumah tangga dan belanja pemerintah juga berkontribusi positif terhadap proyeksi pertumbuhan.
Dalam sebuah pernyataan resmi Kamis (24/4/2025), Menteri Keuangan menjelaskan bahwa investasi swasta tetap solid, didorong oleh keyakinan produsen yang meningkat. Sektor manufaktur, khususnya yang tidak berkaitan dengan bangunan, menjadi salah satu pilar penting bagi perekonomian. Hal ini tercermin dari peningkatan impor barang modal, termasuk alat berat yang digunakan dalam proses produksi.
Di sisi lain, performa ekspor juga diperkirakan tetap baik, terutama untuk produk nonmigas seperti minyak sawit, besi baja, serta mesin elektrik. Pemerintah juga aktif mencari peluang pasar baru di wilayah Eropa dan BRICS, sambil mempertimbangkan kebijakan tarif saling menguntungkan dengan Amerika Serikat.
Kinerja positif ini dibantu oleh konsumsi rumah tangga yang tetap kuat, didukung oleh program-program pemerintah seperti pembayaran THR, belanja sosial, dan insentif lainnya yang diberikan menjelang bulan-bulan awal tahun 2025 hingga jelang Idul Fitri. Proyek strategis nasional (PSN) di berbagai daerah serta pengembangan properti swasta juga turut mendorong laju pertumbuhan.
Berita ini memberikan gambaran tentang bagaimana Indonesia berhasil menjaga stabilitas ekonominya melalui berbagai upaya strategis. Ini menunjukkan pentingnya diversifikasi sumber-sumber pendapatan dan fokus pada sektor-sektor produktif. Bagi pembaca, informasi ini dapat menjadi inspirasi untuk lebih percaya pada potensi ekonomi domestik, serta memperhatikan peluang investasi yang ada di berbagai sektor penting.