Kinerja pasar minyak dunia mengalami penurunan tajam akibat kombinasi faktor internal dan eksternal. Pada perdagangan Rabu waktu Amerika Serikat, harga minyak mentah Brent dan West Texas Intermediate (WTI) menunjukkan penurunan signifikan yang mencerminkan ketidakpastian di sektor energi global. Penurunan ini terjadi setelah kontrak berjangka untuk pengiriman Juni ditutup pada level yang lebih rendah dibandingkan hari-hari sebelumnya. Para pelaku pasar khawatir bahwa lonjakan potensial pasokan dari OPEC+ akan memperburuk situasi permintaan yang sudah lesu.
Sinyal dari beberapa anggota OPEC+ menambah tekanan pada harga minyak dengan kemungkinan peningkatan produksi dalam waktu dekat. Negara-negara seperti Irak dan Uni Emirat Arab mulai merasa tidak puas dengan pembatasan produksi yang diberlakukan saat ini. Mereka berpotensi mendorong perubahan kebijakan pada pertemuan mendatang bulan Juni. Kondisi ini diprediksi dapat menyebabkan risiko surplus pasokan jika kedisiplinan kartel tidak terjaga. Di sisi lain, ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok juga memperburuk sentimen pasar. Ancaman tarif baru oleh Washington membuat para investor cemas tentang perlambatan aktivitas ekonomi global.
Pasar minyak saat ini sedang dalam tahap konsolidasi teknikal karena ketidakpastian fundamental masih menggantung. Investor menanti data persediaan minyak AS yang akan dirilis serta arah kebijakan perdagangan global di masa mendatang. Dalam situasi ini, penting bagi semua pihak untuk mempertimbangkan langkah-langkah strategis yang dapat membantu menjaga stabilitas harga minyak tanpa mengorbankan kebutuhan global akan energi. Kolaborasi antara produsen besar dan negara-negara pemain utama dalam perdagangan internasional dapat menjadi solusi untuk menjaga keseimbangan suplai dan permintaan di masa depan.