Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) berencana menerapkan sejumlah kebijakan baru pada tahun ajaran 2025/2026. Salah satu inisiatif utama yang akan diluncurkan adalah pengurangan bobot materi pelajaran di semua tingkatan pendidikan, mulai dari Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Atas. Meskipun jumlah mata pelajaran tetap sama, materi dalam setiap mata pelajaran akan dipangkas untuk mendukung model pembelajaran mendalam atau deep learning. Selain itu, pemerintah juga akan memperkenalkan mata pelajaran pilihan seperti koding dan artificial intelligence (AI), serta mengganti Ujian Nasional dengan Tes Kemampuan Akademik (TKA).
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu’ti menegaskan bahwa reformasi ini bertujuan untuk menciptakan siswa yang lebih adaptif dan kritis di era digital. Dengan empat pilar utama—kemampuan berpikir tingkat tinggi, pembelajaran bermakna, kontekstualitas, dan pendalaman materi—pendekatan baru ini ingin mengubah cara siswa belajar agar lebih fokus pada pemahaman konsep daripada sekadar mengejar nilai.
Kebijakan ini akan diterapkan secara bertahap, dengan penyesuaian terhadap kondisi masing-masing sekolah. Misalnya, mata pelajaran koding dan AI hanya akan ditawarkan di sekolah-sekolah yang memiliki infrastruktur dan sumber daya yang memadai. Pemerintah telah menargetkan sekitar 40 ribu sekolah untuk mulai mengajarkan koding dan AI pada tahun ajaran tersebut, setelah seleksi dan pelatihan intensif bagi guru-guru yang akan mengajar bidang ini.
Selain pengurangan beban materi, ada beberapa kebijakan lain yang akan diterapkan. Pertama, penggantian Ujian Nasional dengan TKA yang bersifat tidak wajib namun mempengaruhi jalur masuk pendidikan lanjutan. Kedua, sistem penjurusan IPA, IPS, dan Bahasa di SMA akan dikembalikan. Ketiga, Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) akan menggantikan PPDB dengan skema baru. Terakhir, mata pelajaran koding dan AI akan menjadi bagian dari kurikulum sebagai opsi pilihan.
Transformasi ini bukan hanya sekadar perubahan kecil, tetapi merupakan langkah besar menuju pendidikan yang lebih relevan dan adaptif di era modern. Pemerintah berharap bahwa dengan implementasi kebijakan ini, siswa dapat lebih siap menghadapi tantangan di masa depan.
Dengan adopsi pendekatan pembelajaran mendalam dan integrasi teknologi, transformasi pendidikan Indonesia diharapkan dapat membentuk generasi yang lebih kompetitif di kancah global. Reformasi ini juga menunjukkan komitmen pemerintah untuk menyediakan pendidikan yang berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan zaman. Dengan pengurangan beban materi yang tidak esensial, siswa diharapkan dapat lebih fokus pada pemahaman konsep dan aplikasi praktis, sehingga mereka dapat tumbuh menjadi individu yang kreatif dan inovatif.