Pada masa kini, konten video pendek yang beredar di TikTok memicu perdebatan serius tentang asal-usul tas mewah dari merek-merek ternama seperti Hermès, Louis Vuitton, dan Prada. Isu ini terpicu oleh tarif dagang yang diberlakukan oleh mantan Presiden AS Donald Trump terhadap produk China. Sejumlah pembuat konten TikTok mengklaim bahwa sebagian besar tas mewah dunia sebenarnya diproduksi di China, lalu dikirim ke Eropa untuk dilabeli sebagai "buat di Prancis" atau "buat di Italia". Salah satu tokoh utama dalam kontroversi ini adalah Wang Seng, yang menyatakan bahwa 80% tas mewah diproduksi di negaranya.
Dalam suasana musim gugur yang penuh warna, diskusi tentang industri mode mewah mencuri perhatian publik global. Di Jakarta, para pengamat menyoroti fenomena viral di platform media sosial TikTok yang membahas proses produksi tas mewah. Menurut beberapa kreator konten, banyak tas yang awalnya diproduksi di China kemudian dikirim ke Eropa hanya untuk dilekatkan label “Made in France” atau “Made in Italy”. Salah satu kreator populer bernama Wang Seng bahkan berani menyatakan bahwa hampir delapan puluh persen tas mewah berasal dari pabrik-pabrik di China.
Seng juga menjelaskan bahwa setelah tahap produksi utama selesai di China, tas-tas tersebut dikirim ke Eropa untuk melalui proses akhir seperti penambahan logo dan pengemasan ulang. Hal ini bertujuan untuk memberikan kesan bahwa produk benar-benar dibuat di negara-negara Eropa tersebut. Namun, klaim ini bertentangan dengan aturan ketat yang ada di Uni Eropa, yang mensyaratkan transformasi substansial terakhir harus terjadi di negara tempat pelabelan dilakukan.
Berbeda dengan pandangan ini, jurnalis investigasi Noëmie Leclercq menegaskan bahwa merek-merek mewah top seperti Hermès dan Louis Vuitton tidak melakukan praktik tersebut. Ia menyebut bahwa barang palsu kemungkinan besar menjadi inti dari produk-produk yang ditampilkan dalam video-video TikTok tersebut. Selain itu, Leclercq juga menyoroti upaya pemerintah China untuk mendukung produksi barang palsu sebagai bentuk balasan atas tarif perdagangan AS.
Dari sudut pandang seorang jurnalis, fenomena ini menunjukkan betapa kompleksnya rantai pasok global dan bagaimana isu geopolitik dapat mempengaruhi industri fashion. Bagi pembaca, cerita ini mengajarkan pentingnya pemahaman mendalam tentang sumber informasi dan transparansi dalam industri mode mewah. Terlepas dari kebenaran klaim para TikToker, perdebatan ini menyoroti urgensi konsumsi bijak dan perlunya lebih waspada terhadap produk palsu di pasar global.