Pasar
Rupiah Menguat di Tengah Penantian Data Tenaga Kerja AS
2025-03-07

Pada hari Jumat, 7 Maret 2025, mata uang rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) seiring dengan penantian data tenaga kerja AS yang akan dirilis pada malam hari. Rupiah ditutup dengan kenaikan 0,21% menjadi Rp16.290 per dolar AS. Secara mingguan, rupiah menunjukkan performa yang cukup baik dengan apresiasi 1,72%, berbanding terbalik dengan pelemahan 1,69% yang terjadi pada minggu sebelumnya. Indeks dolar AS juga mengalami penurunan 0,24%. Bank Indonesia (BI) merilis data cadangan devisa Februari 2025 yang turun menjadi US$154,5 miliar dari US$156,1 miliar pada bulan sebelumnya. Meski demikian, cadangan devisa masih cukup kuat untuk mendukung ketahanan eksternal dan stabilitas makroekonomi.

Bank Indonesia melaporkan bahwa cadangan devisa pada akhir Februari 2025 mencapai US$154,5 miliar, mengalami penurunan sebesar US$1,6 miliar dibandingkan bulan sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah dan kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah sebagai respons BI terhadap ketidakpastian pasar keuangan global. Meskipun mengalami penurunan, posisi cadangan devisa tetap solid dan setara dengan pembiayaan 6,6 bulan impor atau 6,4 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Cadangan ini berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

Berbagai faktor mendukung penguatan rupiah, termasuk cadangan devisa yang masih solid serta penurunan indeks dolar AS. Selain itu, pelaku pasar sedang dalam situasi wait and see menjelang rilis data tenaga kerja AS, yakni Non-Farm Payroll (NFP) dan tingkat pengangguran. Kedua data ini sangat penting karena dapat mempengaruhi kebijakan suku bunga acuan The Fed. Dengan demikian, situasi ini menciptakan ketidakpastian yang mempengaruhi fluktuasi mata uang global.

Ketahanan sektor eksternal dan stabilitas makroekonomi didukung oleh cadangan devisa yang tetap kuat meski mengalami penurunan. Situasi ini menunjukkan bahwa Bank Indonesia telah berhasil menjaga stabilitas sistem keuangan. Pelaku pasar juga tetap waspada terhadap data tenaga kerja AS yang akan dirilis nanti malam, karena data tersebut dapat memberikan dampak signifikan pada kebijakan moneter AS. Performa rupiah yang positif pada hari ini merupakan hasil dari berbagai faktor, termasuk kebijakan Bank Indonesia dan kondisi pasar global.

more stories
See more