Pada hari Senin, seorang sutradara Palestina yang meraih Oscar, Hamdan Ballal, menjadi korban kekerasan oleh kelompok pemukim Israel di wilayah Tepi Barat. Insiden ini terjadi di desa Susiya, sebuah daerah yang kerap mengalami ketegangan antara warga Palestina dan pemukim Israel. Dua saksi mata, termasuk Basel Adra, rekan sekaligus sesama pencipta film "No Other Land," menyaksikan serangan brutal tersebut. Serangan ini melibatkan sekitar 20 pemukim bersenjata, yang menyerang setelah waktu berbuka puasa. Militer Israel dikritik karena tidak hanya membiarkan serangan berlangsung, tetapi juga justru menahan beberapa warga Palestina, termasuk Ballal.
Insiden ini berawal dari serangan tiba-tiba oleh kelompok pemukim Israel yang membawa senjata serta menggunakan topeng untuk menutupi identitas mereka. Menurut Basel Adra, situasi semakin memburuk saat militer Israel hadir di lokasi tetapi malah mengarahkan senjata kepada warga Palestina. Alih-alih mengamankan situasi, tentara Israel tampaknya membiarkan pemukim melakukan perusakan properti dan melemparkan batu ke arah penduduk lokal. Hal ini mencerminkan ketidakadilan sistemik yang telah lama dirasakan oleh masyarakat Palestina di wilayah tersebut.
Kekejaman ini bahkan sampai ke depan rumah Hamdan Ballal, di mana ia dilaporkan dipukuli dengan brutal hingga berteriak meminta pertolongan. Istri Ballal mendengar suaminya berkata, “Aku sekarat,” sebelum akhirnya diborgol dan ditangkap oleh tentara Israel. Kejadian ini meninggalkan bekas darah di depan rumahnya sebagai bukti nyata dari kekerasan yang dialaminya. Lea Tsemel, seorang pengacara hak asasi manusia, menjelaskan bahwa selain Ballal, ada dua warga Palestina lainnya yang ditahan dalam insiden tersebut.
Klaim militer Israel bahwa penahanan dilakukan atas tuduhan melempar batu ditepis oleh para saksi mata, yang menyatakan bahwa pemukimlah yang memulai serangan. Selain itu, aktivis internasional yang hadir di lokasi juga menjadi sasaran kekerasan. Situasi ini menunjukkan eskalasi konflik yang terus berlanjut di Tepi Barat, dengan ketegangan yang semakin meningkat setiap harinya.
Peristiwa ini menyoroti perlunya solusi yang lebih adil dan transparan dalam menyelesaikan konflik di wilayah Tepi Barat. Ketegangan antara warga Palestina dan pemukim Israel terus berlanjut, dengan insiden seperti ini menjadi bukti nyata dari dampak negatif yang dirasakan langsung oleh masyarakat lokal. Para aktivis dan pihak hak asasi manusia terus menyerukan tindakan konkret untuk mengakhiri siklus kekerasan yang berlarut-larut.