Pasar
Situasi IHSG dan Dinamika Perang Dagang AS-China
2025-04-24

Pada hari Kamis, indeks saham utama Indonesia menunjukkan tren naik yang terbatas. Meskipun sempat menguat hingga 0,9%, penutupan sesi pertama hanya mencatat kenaikan sebesar 0,38%. Selain itu, kebijakan moneter Bank Indonesia dan perkembangan perang dagang antara Amerika Serikat dan China turut memengaruhi sentimen pasar. Hampir semua sektor berada di zona positif dengan kontribusi signifikan dari sektor konsumer nonprimer.

Sejumlah saham unggulan memberikan dampak besar pada pergerakan IHSG. Beberapa saham seperti BMRI dan DCII menjadi pendorong utama, sementara BBCA, BYAN, dan TPIA berperan sebagai penghambat. Di sisi lain, sikap lunak Presiden AS Donald Trump terkait tarif impor China serta kesediaan Beijing untuk bernegosiasi membawa harapan baru bagi stabilitas global.

Kinerja Pasar Saham dan Faktor Pendorong

Pasar saham Indonesia melukiskan performa yang cukup dinamis dalam sesi perdagangan pagi ini. Dengan lebih dari 360 saham yang naik, nilai transaksi mencapai angka 7,52 triliun rupiah, melibatkan miliaran saham dalam ratusan ribu transaksi. Sektor konsumer nonprimer memimpin kenaikan dengan capaian 1,44%, mencerminkan optimisme investor terhadap permintaan domestik.

Berkaca pada data terbaru, saham BMRI menjadi salah satu penyumbang terbesar dengan tambahan 5,29 poin indeks. Kenaikan ini didorong oleh ekspektasi positif terkait hasil operasional bank tersebut. Sementara itu, saham BSIM juga mencatat lonjakan luar biasa hingga melebihi 20%, menyusul spekulasi tentang restrukturisasi internal perusahaan. Namun, tekanan masih datang dari beberapa saham besar lainnya seperti BBCA, yang memberikan dampak negatif -5,12 poin indeks.

Dampak Kebijakan Moneter dan Perang Dagang

Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia memutuskan untuk mempertahankan tingkat suku bunga acuan BI Rate pada level 5,75%. Keputusan ini merupakan bagian dari strategi untuk menjaga stabilitas ekonomi nasional tanpa mengabaikan potensi pertumbuhan jangka panjang. Menurut Gubernur BI Perry Warjiyo, langkah ini dipertimbangkan dengan cermat guna mendukung inflasi dan daya tahan nilai tukar rupiah.

Di kancah internasional, pernyataan Presiden AS Donald Trump tentang kemungkinan penurunan tarif impor China memberikan dorongan kepada pelaku pasar. Walaupun demikian, kedua negara tetap waspada terhadap risiko eskalasi konflik. Juru Bicara Luar Negeri China Guo Jiakun menekankan bahwa meskipun tidak menginginkan perang dagang, Beijing siap melawan jika diperlukan. Sikap ini menciptakan suasana hati-hati namun tetap optimistis di kalangan investor global.

more stories
See more