Momen pernikahan mewah yang berlangsung di Bangkalan, Madura, Jawa Timur, telah menarik perhatian luas setelah video resepsi tersebut tersebar di media sosial. Pada acara tersebut, pasangan pengantin Dicky Darmawan dan Rosalina mendapatkan untaian uang kertas dalam jumlah besar sebagai bentuk saweran dari para tamu undangan. Selain rupiah, mata uang asing seperti dolar Amerika Serikat dan euro juga turut menjadi bagian dari tradisi ini. Tradisi ini bukanlah hal baru bagi warga lokal, melainkan kebiasaan turun-temurun yang disebut "bvwuhan" atau saweran sebagai lambang doa dan penghargaan kepada pasangan pengantin.
Pada hari Sabtu, 19 April 2025, sebuah acara pernikahan di Dusun Pocogen, Desa Lajing, Kecamatan Arosbaya, Kabupaten Bangkalan, menjadi sorotan karena adanya tradisi unik yang dilakukan oleh para tamu undangan. Acara yang diadakan untuk memperingati pernikahan Dicky Darmawan dan Rosalina berlangsung penuh kegembiraan, dengan para tamu secara bergiliran naik ke pelaminan untuk memberikan rangkaian uang kepada kedua mempelai.
Uang-uang tersebut tidak hanya terbatas pada pecahan rupiah Rp50.000 dan Rp100.000, tetapi juga mencakup berbagai mata uang asing seperti dolar AS dan euro. Beberapa bahkan menghadirkan lembaran ringgit Malaysia sebagai bentuk penghormatan serta doa agar pasangan pengantin memperoleh kebahagiaan dan rezeki yang melimpah.
Dicky Darmawan menyampaikan bahwa ia merasa sesak napas akibat beban fisik dari banyaknya uang yang dikalungkan ke tubuhnya. Seluruh tamu undangan turut ambil bagian dalam tradisi ini, sehingga hampir seluruh tubuh pengantin dipenuhi oleh untaian uang. Meskipun demikian, kebahagiaan masih jelas terpancar dari senyum mereka di atas pelaminan.
Setelah selesai acara, keluarga membantu pasangan mempelai untuk mengumpulkan dan menghitung semua uang yang diberikan oleh para tamu. Sementara itu, Dicky dan Rosalina akan menikmati awal kehidupan pernikahan mereka di rumah pengantin wanita.
Berdasarkan penjelasan salah satu keluarga pengantin, tradisi ini sudah ada sejak lama dan merupakan bagian penting dari budaya setempat. Para tamu biasanya memberikan uang sesuai dengan kemampuan mereka, baik dalam bentuk rupiah maupun mata uang asing lainnya.
Dari perspektif seorang wartawan, momen ini menunjukkan betapa kaya dan beragamnya warisan budaya Indonesia. Tradisi saweran ini tidak hanya menjadi simbol ekonomi, tetapi juga cerminan nilai-nilai sosial yang kuat, seperti solidaritas komunitas dan doa yang tulus untuk pasangan pengantin. Ini adalah contoh nyata tentang bagaimana tradisi dapat tetap hidup dan berkembang di tengah modernisasi global tanpa kehilangan esensi aslinya. Bagi pembaca, momen ini bisa menjadi inspirasi untuk lebih menghargai dan melestarikan budaya lokal yang sering kali terabaikan di tengah perkembangan zaman.