Berawal dari permintaan internasional kepada Indonesia untuk lebih aktif mencari solusi atas konflik di wilayah Timur Tengah, Presiden Prabowo Subianto memutuskan untuk mengambil tindakan nyata. Salah satu upaya tersebut adalah rencana evakuasi sekitar 1.000 warga sipil dari Gaza, termasuk mereka yang mengalami trauma dan cedera akibat konflik berkepanjangan. Langkah ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang untuk memberikan perlindungan dan harapan baru kepada para pengungsi.
Dalam rangkaian kunjungan ke lima negara di Timur Tengah pada April 2025, Presiden Prabowo menegaskan bahwa Indonesia siap menjadi mediator perdamaian. Melalui dialog dengan pemimpin negara-negara tersebut, ia berharap bisa memperkuat kerja sama internasional guna menyelesaikan masalah akar penyebab konflik serta menciptakan lingkungan yang lebih aman bagi semua pihak.
Organisasi sosial keagamaan seperti Nahdlatul Ulama (NU) turut ambil bagian dalam misi kemanusiaan ini. PCINU Yordania, salah satu cabangnya, aktif memberikan bantuan langsung kepada pengungsi Palestina di berbagai kamp resmi maupun tidak resmi. Bekerjasama dengan mitra lokal seperti Aqua, NU menyediakan air bersih, paket iftar selama bulan Ramadan, serta distribusi kebutuhan pokok lainnya.
Tak hanya itu, NU juga fokus pada aspek psikososial melalui program-program pendidikan dan hiburan. Aktivitas seperti sesi gambar, permainan interaktif, bernyanyi bersama, dan pelatihan motivasi bertujuan untuk membangun kembali semangat dan optimisme anak-anak serta keluarga pengungsi. Pendekatan holistik ini menunjukkan bahwa perhatian terhadap kesejahteraan mental sama pentingnya dengan kebutuhan fisik.
Kunjungan Presiden Prabowo ke Yordania, salah satu negara dengan jumlah pengungsi Palestina terbesar di dunia, menjadi puncak dari lawatan diplomatiknya. Pertemuan dengan Raja Abdullah II bin Al-Hussein di Istana Al Husseiniya, Amman, membahas secara mendalam tantangan yang dihadapi oleh pengungsi serta potensi kolaborasi lebih lanjut antara kedua negara.
Yordania sendiri memiliki sejarah panjang dalam menerima pengungsi dari berbagai konflik regional. Dengan lebih dari dua juta pengungsi Palestina tersebar di sepuluh kamp resmi UNRWA dan beberapa lokasi lainnya, negara ini membutuhkan dukungan internasional untuk menjaga stabilitas sosial dan ekonomi. Komitmen Indonesia di bawah kepemimpinan Prabowo Subianto diharapkan dapat mempercepat proses pemulihan serta memberikan kontribusi signifikan terhadap perdamaian di wilayah tersebut.
Masyarakat Indonesia tidak tinggal diam dalam mendukung inisiatif ini. Berbagai lembaga dan individu turut berkontribusi melalui donasi, kampanye kesadaran, dan partisipasi langsung dalam program-program kemanusiaan. Contohnya, kerja sama antara PCINU Yordania dan Menteri Agama Nasaruddin Umar dalam menyediakan bantuan logistik dan edukasi kepada pengungsi di Distrik Zarqa dan Zumlat Amir Ghazi.
Partisipasi aktif masyarakat menunjukkan bahwa solidaritas tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga refleksi nilai-nilai kemanusiaan yang melekat dalam budaya bangsa. Dengan sinergi antara pemerintah, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat umum, Indonesia berpotensi menjadi contoh bagi negara-negara lain dalam menangani krisis kemanusiaan global.