Pelaksanaan ujian pendidikan tinggi tahun ini menandai awal dari sebuah evaluasi besar yang melibatkan ratusan ribu pelajar di seluruh Indonesia. Ujian Tulis Berbasis Komputer Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (UTBK-SNBT) 2025 telah resmi dimulai pada Rabu (23/4/2025). Acara ini mencakup lebih dari 74 pusat ujian dan beberapa lokasi terpencil seperti Karimun, Mentawai, Natuna, Aru, serta Tanimbar. Menariknya, UTBK kali ini hanya berlangsung dalam satu gelombang saja, berbeda dari format sebelum-sebelumnya.
Tata kelola ujian dibagi menjadi dua sesi harian, yakni pagi dan siang, dengan durasi hingga 5 Mei 2025. Menurut Ketua Umum Tim Penanggung Jawab Panitia SNPMB 2025, Eduart Wolok, ujian ini terdiri dari total 23 sesi yang tersebar di berbagai pusat ujian. Setiap peserta akan mengikuti serangkaian tes yang dirancang untuk mengevaluasi kemampuan akademik mereka secara menyeluruh. Jadwal setiap sesi disesuaikan dengan jumlah peserta di masing-masing lokasi, sehingga proses berjalan efisien dan terorganisir.
Berpartisipasi dalam UTBK-SNBT 2025 adalah lebih dari 860 ribu pelajar yang berharap mendapatkan kursi di program studi favorit mereka. Data resmi menunjukkan bahwa mayoritas peserta, yaitu sekitar 799.230 orang, memilih Program Sarjana sebagai prioritas utama mereka. Sementara itu, ada juga minat yang signifikan terhadap Program Sarjana Terapan dan Diploma Tiga. Dengan kapasitas total sebanyak 259.564 kursi yang tersedia, persaingan antarpeserta diperkirakan akan sangat ketat, namun tetap kompetitif dan adil.
Pengembangan sistem ujian berbasis komputer ini menunjukkan upaya pemerintah untuk meningkatkan aksesibilitas pendidikan tinggi kepada semua kalangan. Melalui teknologi dan perencanaan yang matang, UTBK-SNBT 2025 tidak hanya menjadi ajang seleksi bagi para calon mahasiswa, tetapi juga merupakan langkah nyata menuju kesetaraan pendidikan di Indonesia. Keberhasilan acara ini memberikan harapan baru bagi generasi muda untuk meraih impian mereka di dunia pendidikan tinggi tanpa batasan geografis atau latar belakang sosial.