Pasar
Gejolak Ekonomi Global Akibat Kebijakan Tarif Baru Amerika Serikat
2025-03-31

Pasar keuangan di Asia Pasifik mengalami penurunan signifikan pada hari Senin (31/3/2025) seiring dengan rencana pengumuman kebijakan tarif impor terbaru oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Ancaman ini memicu ketidakpastian pasar dan berdampak langsung pada beberapa indeks utama di wilayah tersebut. Jepang mencatat penurunan drastis pada Nikkei 225 hingga 4,05 persen, sementara Korea Selatan juga merasakan tekanan akibat kembali diizinkannya praktik short selling. Australia dan Tiongkok tak luput dari dampak negatif ini, yang tercermin dalam pelemahan nilai saham mereka.

Di tengah spekulasi tentang kebijakan baru Trump, para analis dari Goldman Sachs memperingatkan bahwa langkah tersebut dapat menyebabkan meningkatnya inflasi serta menekan pertumbuhan ekonomi secara global. Proyeksi ini didasarkan pada kemungkinan peningkatan tarif impor AS hingga 15 poin persentase lebih tinggi dibandingkan tarif saat ini. Dengan pengumuman yang dijadwalkan untuk Rabu pekan ini, investor di seluruh dunia menjadi waspada terhadap risiko kerugian besar.

Kondisi serupa dirasakan oleh pasar saham Korea Selatan, di mana indeks Kospi melorot 3 persen. Selain faktor kebijakan tarif AS, pasar juga dipengaruhi oleh keputusan regulator lokal yang mengizinkan kembali aksi short selling. Langkah ini dinilai memperburuk situasi pasar yang sudah rapuh akibat ketegangan dagang internasional.

Australia tidak luput dari imbas gejolak pasar regional ini. Indeks utamanya ditutup turun 1,54 persen, sementara bank sentral diperkirakan akan menjaga suku bunga stabil setelah pertemuan bulanan yang digelar minggu ini. Di Tiongkok, perdagangan berakhir pada sore harinya dengan CSI 300 melemah 0,68 persen dan Hang Seng anjlok 1,21 persen.

Dengan semakin dekat pengumuman kebijakan tarif oleh Trump, pasar global tetap dalam kondisi waspada. Para pelaku pasar khawatir bahwa kebijakan proteksionisme semacam ini dapat memperlambat laju pertumbuhan ekonomi dunia dan memperbesar celah ketidakpastian di masa mendatang. Situasi ini memerlukan respons strategis dari berbagai pemangku kepentingan untuk menghindari kerusakan lebih lanjut.

More Stories
see more