Pasar
Indeks Saham Indonesia Menguat Meski Investor Asing Lakukan Penjualan Bersih
2025-05-08

Pada perdagangan saham minggu ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menunjukkan tren positif dengan penguatan berkelanjutan selama tiga hari berturut-turut. Peningkatan IHSG tercatat pada Rabu (7/5/2025), yang mencapai 0,63% dan ditutup di level 6.941,83. Meskipun pasar mengalami peningkatan signifikan, investor asing justru melakukan penjualan bersih dalam jumlah besar. Hal ini menjadi sorotan utama karena nilai transaksi tetap tinggi, yakni sekitar Rp 15,64 triliun melibatkan lebih dari 24 miliar saham dalam lebih dari satu juta kali transaksi.

Di tengah penguatan IHSG, aktivitas investor asing menunjukkan arus keluar yang cukup besar. Dalam perdagangan tersebut, mereka mencatatkan penjualan bersih hingga Rp 1,74 triliun di seluruh pasar. Angka ini mencakup Rp 292,52 miliar di pasar reguler dan Rp 1,45 triliun di pasar negosiasi serta tunai. Beberapa saham unggulan menjadi sasaran utama penjualan oleh investor asing. Contohnya adalah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. yang mengalami penjualan bersih sebesar Rp 109,80 miliar.

Selain itu, emiten seperti PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk., PT Barito Renewables Energy Tbk., dan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. juga masuk dalam daftar saham yang paling banyak ditinggalkan oleh investor asing. Penjualan terhadap saham-saham tersebut berkisar antara Rp 60 hingga Rp 100 miliar. Aktivitas ini menunjukkan adanya pergeseran preferensi investor asing meskipun secara keseluruhan pasar masih menunjukkan performa positif.

Pasar modal Indonesia memperlihatkan dinamika yang menarik dengan penguatan IHSG yang bertentangan dengan kecenderungan penjualan oleh investor asing. Meskipun ada tekanan dari luar, volume transaksi tetap tinggi dan memberikan indikasi bahwa minat domestik terhadap pasar saham tetap kuat. Ini menunjukkan bahwa optimisme pasar tidak hanya bergantung pada partisipasi asing, tetapi juga didorong oleh pelaku lokal yang percaya pada prospek ekonomi nasional. Oleh karena itu, kondisi ini dapat dijadikan sebagai peluang untuk memperkuat daya tarik pasar modal Indonesia di masa mendatang.

More Stories
see more