Angka inflasi di wilayah Eropa menunjukkan penurunan signifikan akhir-akhir ini. Data resmi dari Eurostat mengungkapkan bahwa pada bulan Maret 2025, tingkat inflasi telah mencapai angka 2,2%, sedikit lebih rendah dibandingkan dengan Februari sebelumnya yang berada di level 2,3%. Ini menjadi indikator penting bagi Bank Sentral Eropa (ECB) untuk mengevaluasi kembali kebijakan moneter mereka. Kebijakan baru tersebut bertujuan untuk menjaga stabilitas ekonomi dan memenuhi target dua persen yang ditetapkan oleh ECB.
Suku bunga menjadi salah satu alat utama dalam strategi bank sentral. Setelah periode panjang penerapan kebijakan suku bunga tinggi guna menahan laju inflasi, ECB mulai mempertimbangkan langkah penurunan. Pada pertemuan bulan lalu, ECB resmi menurunkan suku bunga simpanan acuannya hingga 2,5%. Meski demikian, potensi ancaman eksternal seperti rencana tarif perdagangan Amerika Serikat dan pengeluaran besar-besaran Jerman tetap menjadi perhatian serius bagi pimpinan ECB, Christine Lagarde. Para analis juga memprediksi bahwa penurunan inflasi ini dapat memberikan ruang bagi ECB untuk melakukan pemotongan suku bunga lebih lanjut pada pertemuan mendatang.
Pertumbuhan ekonomi global selalu dipengaruhi oleh dinamika politik dan kebijakan perdagangan antarnegara. Ancaman terhadap stabilitas ekonomi Eropa semakin nyata dengan rencana Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk meluncurkan tarif perdagangan besar-besaran kepada negara-negara lain. Hal ini dikhawatirkan akan memicu kenaikan harga barang dan jasa serta memperlambat laju pertumbuhan ekonomi dunia. Oleh karena itu, langkah-langkah proaktif dari institusi seperti ECB sangatlah penting untuk menjaga keseimbangan ekonomi dan mendorong kestabilan pasar secara global.