Pada akhir bulan Maret 2025, bank-bank anggota Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST). Dalam acara ini, selain pembagian dividen tahun buku 2025 disetujui, ada juga perubahan besar dalam struktur kepemimpinan beberapa bank pelat merah. Perombakan melibatkan pergantian direktur utama di beberapa institusi seperti Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan Bank Negara Indonesia (BNI), serta pembaruan masa jabatan untuk Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., Darmawan Junaidi, dan Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk., Nixon L.P. Napitupulu. Selain itu, terjadi rotasi posisi antarbank dan pengurangan jumlah dewan komisaris guna meningkatkan efisiensi.
Kementerian BUMN memimpin langkah strategis dengan menyesuaikan susunan dewan komisaris Himbara dari 12 menjadi enam kursi. Keputusan ini bertujuan untuk memastikan manajemen yang lebih efektif serta menjaga keterlibatan pemerintah sebagai pemegang saham mayoritas. Menariknya, kebijakan ini juga mencakup penunjukan perwakilan sektor-sektor tertentu seperti Koperasi dan UKM di BRI serta perumahan di BTN, sehingga sinkronisasi kebijakan nasional dapat dioptimalkan.
RUPST BRI pada tanggal 24 Maret menjadi salah satu momen penting dalam proses ini. Beberapa posisi baru ditetapkan, termasuk Mucharom yang beralih dari BNI ke BRI sebagai direktur manajemen risiko. Di sisi lain, Hery Gunardi diangkat sebagai Direktur Utama BRI setelah sebelumnya memimpin Bank Syariah Indonesia. Rotasi serupa terlihat di Bank Mandiri, di mana Novita Widya Anggraini kembali ke posisi direktur finance & strategy setelah menjabat di BNI.
Bank Mandiri sendiri tetap dipimpin oleh Darmawan Junaidi sebagai Direktur Utama, dengan Riduan mendampinginya sebagai Wakil Direktur Utama. Sementara itu, BNI mengalami pergantian kepemimpinan dengan Putrama Wahju Setyawan naik menjadi Direktur Utama, didampingi Alexandra Askandar sebagai Wakil Direktur Utama.
Di Bank Tabungan Negara (BTN), Nixon L.P. Napitupulu mempertahankan posisinya sebagai Direktur Utama. Namun, ada pergerakan signifikan di tingkat direksi lainnya, seperti Hakim Putratama yang bergeser dari BTN ke BRI sebagai direktur operations.
Langkah-langkah ini menunjukkan upaya serius pemerintah untuk menyelaraskan tujuan bisnis dengan kepentingan nasional. Dengan memperkecil ukuran dewan komisaris dan memperkuat representasi sektor-sektor strategis, diharapkan performa Himbara dapat meningkat secara signifikan.
Pengaturan ulang kepemimpinan Himbara mencerminkan komitmen kuat untuk mendorong efisiensi operasional dan transparansi dalam pengelolaan aset negara. Melalui reorganisasi ini, pemerintah berharap bank-bank pelat merah tidak hanya berkembang secara finansial, tetapi juga memberikan kontribusi nyata terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Kolaborasi lintas sektor yang lebih erat akan menjadi fondasi bagi pencapaian visi tersebut dalam jangka panjang.