Berita
Keperluan Tambahan LNG Mendorong Eropa Mengeluarkan Biaya Besar
2025-04-04

Benua Eropa tengah menghadapi tantangan besar dalam menjaga pasokan gas alam cair (LNG) menjelang musim dingin. Diperkirakan, mereka membutuhkan tambahan sekitar 250 kargo LNG untuk mencapai cadangan yang cukup, dengan biaya total hingga USD11 miliar atau setara Rp182,5 triliun. Situasi ini dipengaruhi oleh kondisi cuaca yang lebih dingin serta kekurangan angin, yang meningkatkan konsumsi energi di wilayah tersebut. Selain itu, Ukraina juga menjadi faktor penambah permintaan karena memerlukan minimal 30 kargo LNG untuk mendukung kebutuhan energinya selama perang berlangsung. Target penyimpanan gas Uni Eropa (UE) sebesar 90% pada November nanti menuntut langkah-langkah strategis dari para pemimpin energi regional.

Persoalan terkait cadangan gas UE telah menjadi sorotan utama akibat invasi Rusia ke Ukraina tahun lalu. Saat ini, stok gas di benua biru hanya tersisa di bawah 34%, yang merupakan level terendah sejak 2022. Untuk mencapai target penyimpanan 90% pada bulan November, analisis dari Kpler menyebut bahwa UE harus memasok setidaknya 57,7 miliar meter kubik gas tambahan, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Ini membuat persaingan global atas LNG semakin ketat, terutama karena Eropa harus bersaing langsung dengan pembeli Asia.

Sementara itu, analis bisnis global Jason Feer dari Poten and Partners menekankan pentingnya aksi agresif dari pihak Eropa dalam membeli LNG selama musim semi dan panas ini. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa inventaris gas dapat dikembalikan ke tingkat yang aman sebelum musim dingin tiba. Harga gas acuan saat ini di Eropa sekitar 41 euro per megawatt-jam, sehingga biaya tambahan diperkirakan mencapai 10,3 miliar euro (atau USD11,1 miliar).

Meskipun ada keyakinan bahwa UE bisa mencapai target penyimpanannya, banyak pihak yang tetap meragukan kemampuan mereka. Steven Swindells dari Poten and Partners mengusulkan kemungkinan penundaan target hingga akhir Oktober atau awal Desember guna memberikan fleksibilitas lebih bagi importir Eropa. Komisi Eropa sendiri sedang mempertimbangkan opsi relaksasi terhadap persyaratan penyimpanan, termasuk pengakuan atas tingkat cadangan yang lebih rendah jika diperlukan.

Ukraina menjadi faktor lain yang menambah kompleksitas situasi ini. Gudang-gudang gas negara tersebut hampir habis karena serangan militer Rusia telah mengurangi produksi gas domestik secara signifikan. Akibatnya, negara-negara UE harus bersiap menghadapi persaingan lebih sengit dalam pasar LNG global demi memenuhi kebutuhan energi mereka.

Dengan tantangan yang begitu besar, solusi jangka pendek maupun panjang akan menjadi fokus utama bagi para pemimpin energi Eropa. Langkah-langkah seperti penyesuaian target penyimpanan dan kolaborasi internasional akan sangat diperlukan untuk memastikan stabilitas pasokan energi di masa mendatang tanpa mengorbankan kepentingan ekonomi nasional.

More Stories
see more