Pada hari Jumat (4/4/2025), wilayah Kabupaten Cilacap di Jawa Tengah mengalami guncangan seismik dengan kekuatan magnitudo 5,0. Meskipun dirasakan cukup kuat di beberapa daerah seperti Kebumen, Bantul, hingga Pacitan, gempa ini tidak memiliki potensi tsunami karena pusat gempa berada di laut, sekitar 80 kilometer arah tenggara dari Cilacap. Berdasarkan informasi dari BMKG, kedalaman gempa mencapai 10 kilometer dan intensitas guncangannya bervariasi di tiap lokasi.
Dampak gempa ini dirasakan secara luas namun tetap dalam kategori ringan. Tingkat kekuatan guncangan yang tercatat antara II hingga III pada skala MMI menunjukkan bahwa aktivitas masyarakat tidak terganggu signifikan. Informasi lebih lanjut tentang dampak serta antisipasi terhadap situasi darurat juga telah disampaikan kepada masyarakat untuk menjaga keselamatan.
Gempa bumi yang terjadi di Kabupaten Cilacap pada awal April 2025 memiliki karakteristik unik yang patut diperhatikan. Menurut catatan resmi dari lembaga meteorologi nasional, pusat gempa berlokasi di wilayah laut, tepatnya 80 kilometer di tenggara Cilacap dengan kedalaman hanya 10 kilometer. Faktor kedalaman dangkal ini membuat guncangan terasa cukup kuat di permukaan tanah meskipun tidak memicu bahaya tsunami.
Lebih jauh lagi, data teknis menunjukkan bahwa gempa ini berlangsung pada pukul 13:59 WIB dengan magnitudo mencapai 5,0. Lokasi yang relatif dekat dengan pusat gempa menyebabkan beberapa kabupaten di sekitarnya, termasuk Kebumen dan Bantul, merasakan getaran yang sama kuatnya. Skala intensitas guncangan yang tercatat antara II hingga III pada sistem Modified Mercalli Intensity (MMI) memberikan gambaran bahwa efeknya bersifat moderat dan tidak membahayakan nyawa. Hal ini sangat penting sebagai acuan bagi otoritas setempat dalam menentukan langkah mitigasi lebih lanjut.
Meskipun gempa ini tidak memiliki potensi tsunami, dampaknya masih dirasakan oleh penduduk lokal maupun wilayah-wilayah tetangga. Tingkat intensitas guncangan yang dicatat antara II hingga III MMI berarti bahwa aktivitas sehari-hari tidak terganggu secara drastis. Namun, pengalaman tersebut tetap meninggalkan kesadaran baru bagi masyarakat akan pentingnya persiapan darurat bencana.
Pusat gempa yang berada di laut juga menjadi faktor utama dalam mengurangi risiko kerusakan fisik di daratan. Daerah-daerah seperti Cilacap, Kebumen, Bantul, dan Pacitan melaporkan bahwa guncangan hanya menyebabkan getaran ringan yang cukup dirasakan namun tidak merusak bangunan atau infrastruktur vital. Selain itu, komunikasi cepat dari BMKG dan instansi terkait memberikan rasa aman kepada masyarakat. Langkah edukasi dan sosialisasi terkait protokol keselamatan saat gempa juga menjadi fokus utama agar masyarakat lebih siap menghadapi ancaman serupa di masa mendatang.