Berita
Keputusan Tarif Impor oleh Trump: Strategi untuk Menghidupkan Kembali Perekonomian AS
2025-04-04

Pemerintahan Amerika Serikat (AS) di bawah kepemimpinan Donald Trump telah mengeluarkan kebijakan tarif timbal balik yang melibatkan sejumlah negara mitra dagang, termasuk Indonesia. Dengan penerapan tarif impor baru berkisar antara 10% hingga 50%, kebijakan ini mencerminkan sikap proteksionisme terhadap perdagangan global. Alasan utama di balik langkah ini adalah ambisi Trump untuk mewujudkan slogan kampanyenya, 'Make America Great Again'. Melalui agenda ekonomi ini, Trump berusaha menyelesaikan masalah stagnasi pertumbuhan ekonomi, defisit neraca perdagangan, dan kondisi fiskal yang tidak stabil.

Kebijakan tarif impor yang diberlakukan oleh AS terhadap berbagai negara mitra dagangnya merupakan salah satu strategi penting dalam rencana besar Trump. Indonesia mendapatkan tarif sebesar 32%, sementara negara-negara lain seperti China 34%, Uni Eropa 20%, Vietnam 46%, India 26%, Jepang 24%, Thailand 36%, Malaysia 24%, Filipina 17%, dan Singapura 10%. Langkah ini didasari oleh keyakinan bahwa selama beberapa dekade terakhir, perekonomian AS telah mengalami perlambatan signifikan. Ekonom senior dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef), M. Fadhil Hasan, menjelaskan bahwa Trump ingin merevitalisasi kejayaan ekonomi AS dengan kembali memperkuat industri domestik.

Slogan 'Make America Great Again' menjadi dasar pemikiran bagi Trump dalam merumuskan kebijakannya. Menurut Fadhil, slogan tersebut mencerminkan pandangan Trump bahwa perekonomian AS saat ini belum tumbuh secara optimal. Selain itu, ada sejumlah tantangan makroekonomi yang harus diatasi, seperti utang negara yang terus meningkat, hilangnya daya saing industri lokal, serta defisit pada neraca perdagangan. Semua faktor ini menjadi alasan kuat bagi Trump untuk mengambil tindakan radikal demi memulihkan stabilitas ekonomi AS.

Birokrasi pemerintahan AS juga menjadi sorotan dalam agenda reformasi Trump. Menurut Fadhil, Trump percaya bahwa birokrasi pemerintah AS sebelumnya kurang efisien dan cenderung membengkak. Oleh karena itu, Trump menetapkan empat prioritas utama dalam program ekonominya: membangkitkan kembali industri domestik, menyeimbangkan neraca perdagangan, memperbaiki kondisi fiskal, dan mereformasi struktur birokrasi pemerintah.

Melalui kebijakan tarif timbal balik ini, Trump berharap dapat mengembalikan dominasi AS dalam kancah perdagangan global. Meskipun banyak pihak yang menyatakan bahwa langkah ini bersifat proteksionis, Trump tetap yakin bahwa pendekatan tersebut akan membawa manfaat jangka panjang bagi perekonomian AS. Dengan memperbaiki defisit perdagangan dan memperkuat industri lokal, Trump bertujuan untuk menciptakan fondasi ekonomi yang lebih kokoh bagi generasi mendatang.

More Stories
see more