Sebuah insiden memalukan terjadi di Kabupaten Muna Barat, Sulawesi Tenggara, ketika tiga anggota kepolisian menjadi sasaran pengeroyokan oleh sejumlah warga sipil dan dua personel Tentara Nasional Indonesia (TNI). Kejadian ini berlangsung pada malam takbiran Idulfitri. Awal mula peristiwa ini bermula dari upaya petugas untuk menjaga ketertiban di area sekitar Polsek Tiworo Tengah. Saat itu, beberapa pengendara motor ditemukan melintas dengan kecepatan tinggi di depan kantor polisi, yang kemudian memicu situasi yang tidak terkendali.

Pengamanan malam takbiran yang awalnya berjalan normal berubah menjadi bentrokan setelah adanya reaksi keras dari kelompok warga terhadap petugas. Ketegangan meningkat saat usaha pengamanan dilakukan oleh aparat kepolisian, sehingga beberapa individu mulai melakukan aksi anarki. Akibat insiden tersebut, tiga anggota kepolisian mengalami cedera cukup serius. Selain itu, dugaan kuat menyebutkan bahwa dua orang yang terlibat dalam pengeroyokan adalah anggota TNI dari Kodim Kendari dan wilayah Sulawesi Tengah.

Tindakan hukum telah dimulai dengan penetapan enam warga sebagai tersangka atas kasus pengeroyokan ini. Kapolda Sulawesi Tenggara menegaskan bahwa proses hukum akan berjalan secara transparan dan sesuai aturan yang berlaku. Sementara itu, Danrem 143 Halu Oleo juga menyatakan sikap tegas terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh anggotanya. Peristiwa ini menunjukkan pentingnya kesadaran bersama dalam menjaga keamanan dan ketertiban publik, terutama di momen-momen penting seperti perayaan Idulfitri. Kerjasama antara seluruh elemen masyarakat sangat diperlukan untuk menciptakan lingkungan yang lebih aman dan damai.