Pada tanggal 6 Mei 2025, Indonesia menyelenggarakan acara bertajuk Indonesia International Financial Inclusion Summit (IFIS) 2025 di Jakarta. Acara ini menjadi platform strategis pertama di Tanah Air yang fokus pada inklusi keuangan dengan tema 'Inklusi Keuangan untuk Mendukung Asta Cita'. Dengan dukungan dari berbagai pihak seperti Tony Blair Institute for Global Change (TBI), Gates Foundation, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, dan Dewan Nasional Keuangan Inklusif, forum ini menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor guna mempercepat agenda inklusi keuangan nasional. Data terbaru mengungkapkan bahwa lebih dari tujuh puluh enam persen penduduk Indonesia telah memiliki rekening di lembaga keuangan formal, sementara hampir sembilan puluh persen menggunakan layanan finansial formal.
Deputi Bidang Koordinasi Perniagaan dan Ekonomi Digital, Ali Murtopo Simbolon menegaskan bahwa IFIS 2025 bukan hanya sekadar wadah dialog tetapi juga tonggak penting dalam percepatan inklusi keuangan. Ia percaya bahwa kolaborasi ini dapat membuka peluang baru untuk mengatasi tantangan sosial yang ada. Selain itu, hadirnya Barbara Ubaldi dari TBI menyoroti pentingnya akses layanan keuangan dasar bagi masyarakat rentan, khususnya selama masa krisis global seperti pandemi Covid-19. Menurutnya, tanpa dana darurat atau akses keuangan, kelompok tersebut cenderung jatuh ke dalam lingkaran kemiskinan yang lebih mendalam.
Dua prioritas utama yang ditekankan oleh Barbara adalah pengembangan infrastruktur digital publik yang inovatif serta pemanfaatan teknologi untuk meningkatkan efisiensi dan menurunkan biaya operasional keuangan. Diskusi panel tematik dan peluncuran dokumen strategis 'Kajian Pemetaan Inklusi Keuangan' menjadi sorotan acara ini. Dokumen tersebut diharapkan akan menjadi referensi penting dalam penyusunan Strategi Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan ke depannya.
Peserta acara juga merasa optimistis bahwa langkah-langkah yang diambil dalam IFIS 2025 akan membawa perubahan signifikan dalam sistem keuangan inklusif di Indonesia. Kolaborasi lintas sektor ini diharapkan dapat menciptakan ekosistem yang lebih kuat dan berkelanjutan, sehingga setiap lapisan masyarakat dapat menikmati manfaat dari akses layanan keuangan yang adil dan merata.