Pasar
Konglomerat Indonesia yang Menggarap Bisnis Jalan Tol
2025-03-28

Bisnis infrastruktur, khususnya jalan tol, telah menjadi sektor yang sangat menjanjikan di Indonesia. Proyek-proyek ini tidak hanya membantu memenuhi kebutuhan masyarakat tetapi juga menawarkan peluang investasi jangka panjang yang menguntungkan. Sejumlah konglomerat besar di Indonesia, termasuk Salim Group, Jusuf Hamka, dan Agung Sedayu, telah melirik potensi bisnis ini. Artikel ini menjelajahi para pemain utama dalam bisnis jalan tol serta proyek-proyek strategis mereka yang sedang berlangsung atau telah selesai.

Salah satu tokoh yang dikenal sebagai pelopor dalam bisnis jalan tol adalah Jusuf Hamka. Melalui PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk (CMNP), ia memiliki tujuh ruas jalan tol yang terletak di wilayah Jabodetabek dan beberapa kota besar lainnya seperti Bandung dan Surabaya. CMNP merupakan perusahaan swasta pertama yang bergerak di bidang jalan tol di Indonesia. Ruas-ruas jalan tol tersebut mencakup jalur penting seperti Cawang-Tanjung Priok, Depok-Antasari, hingga Waru-Juanda di Surabaya.

Anthoni Salim dari Grup Salim juga tidak ketinggalan dalam mengembangkan bisnis infrastruktur. Melalui anak usahanya, PT Nusantara Infrastructure Tbk (META), Salim Group baru-baru ini melakukan akuisisi saham sebesar 35% di PT Jasamarga Transjawa Tol (JTT) dengan nilai Rp15,75 triliun. Kolaborasi ini melibatkan GIC-MPTC dan didukung oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR). Dengan langkah ini, Salim Group semakin memperkuat posisinya dalam industri jalan tol nasional.

Sugianto Kusuma alias Aguan dari Grup Agung Sedayu sedang mengembangkan proyek jalan tol Kamal-Teluknaga-Rajeg senilai Rp23,22 triliun. Proyek ini direncanakan selesai pada tahun 2025 dan akan menghubungkan Kabupaten Tangerang dengan sisi utara Jakarta. Kerjasama antara Agung Sedayu dan Salim Group melalui PT Duta Graha Karya memberikan dorongan signifikan bagi pengembangan konektivitas di wilayah tersebut.

Eka Tjipta Widjaja, pendiri Sinar Mas Group, juga turut ambil bagian dalam bisnis ini. Melalui anak usaha Sinar Mas Land, PT Trans Bumi Serbaraja telah menyelesaikan ruas tol Serpong-Balaraja Seksi 1B sepanjang 5,73 kilometer. Tol ini menjadi salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) yang mendukung mobilitas masyarakat secara efektif.

William Soerjadjaja dari Astra International juga telah masuk ke ranah ini melalui anak usahanya, Astra Tol Nusantara. Perusahaan ini mengoperasikan sejumlah ruas tol strategis seperti Tangerang-Merak, Semarang-Solo, dan Surabaya-Mojokerto. Keberadaan mereka memperluas jaringan infrastruktur vital di seluruh Indonesia.

BUMN juga berperan besar dalam pengembangan jalan tol melalui perusahaan-perusahaan seperti PT Jasa Marga (Persero) Tbk, PT Hutama Karya (Persero), dan PT Waskita Karya (Persero) Tbk. Mereka bertugas membangun proyek-proyek strategis nasional yang dikelola pemerintah guna meningkatkan konektivitas di berbagai wilayah Indonesia.

Pengembangan jalan tol oleh para konglomerat dan BUMN di Indonesia menunjukkan komitmen untuk memenuhi kebutuhan transportasi modern. Proyek-proyek ini tidak hanya menguntungkan secara ekonomi tetapi juga mempercepat perkembangan daerah-daerah strategis di seluruh penjuru negeri. Kolaborasi antara sektor swasta dan pemerintah membuka peluang lebih luas untuk memperbaiki infrastruktur dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

More Stories
see more