Sebuah gempa bumi dengan kekuatan besar mengguncang wilayah perbatasan antara Thailand dan Myanmar, menyebabkan kerusakan signifikan serta memengaruhi stabilitas pasar modal. Akibatnya, Bursa Efek Thailand (BET) harus menangguhkan seluruh aktivitas perdagangan untuk sesi sore. Meskipun belum ada konfirmasi resmi dari pihak berwenang Myanmar terkait jumlah korban dan kerusakan, gambar-gambar yang tersebar di media sosial menunjukkan kondisi memprihatinkan di beberapa daerah.
Pasar saham Thailand dilaporkan mengalami penurunan signifikan sebelum akhirnya ditutup sementara. Selain itu, tekanan tambahan datang dari kebijakan tarif baru Amerika Serikat yang memperburuk situasi pasar regional.
Gempa dengan magnitudo 7,7 SR ini tidak hanya menghancurkan infrastruktur fisik tetapi juga menciptakan dampak ekonomi yang luas di kawasan Asia Tenggara. Salah satu imbas utama adalah penghentian operasional Bursa Efek Thailand, yang menjadi pusat perdagangan penting di wilayah tersebut.
Bursa Efek Thailand mengambil langkah drastis dengan menangguhkan semua aktivitas perdagangan pada hari Jumat. Langkah ini diambil setelah terjadi guncangan hebat yang dirasakan hingga Bangkok. Penghentian ini meliputi pasar utama seperti SET, Market for Alternative Investment (MAI), dan Thailand Futures Exchange (TFEX). Indeks acuan SET anjlok hingga lebih dari 1% sebelum akhirnya perdagangan ditutup sepenuhnya.
Selain masalah langsung akibat gempa, pasar saham Thailand juga sedang menghadapi tantangan lain berupa ketidakpastian global. Tarif baru yang diberlakukan oleh Amerika Serikat semakin menambah beban investor lokal. Dalam situasi normal, pasar mungkin masih dapat bertahan, namun adanya gempa membuat kekhawatiran meningkat secara signifikan.
Di Myanmar, meskipun informasi resmi masih minim, unggahan di media sosial memberikan gambaran awal tentang kerusakan yang terjadi. Kota Mandalay, salah satu pusat budaya dan agama penting di negara tersebut, tampak mengalami kerusakan serius dengan bangunan-bangunan roboh dan reruntuhan berserakan di jalan-jalan.
Petugas pemadam kebakaran Myanmar telah melakukan upaya pencarian dan evakuasi di kota-kota besar seperti Yangon. Namun, hingga saat ini belum ada laporan resmi mengenai jumlah korban jiwa atau tingkat kerusakan infrastruktur. Situasi ini memperlihatkan betapa kompleksnya proses evaluasi kerusakan dalam skala besar seperti ini.
Banyak warga di wilayah terdampak mengungkapkan kebingungan dan kecemasan karena komunikasi terputus di beberapa daerah. Media sosial menjadi satu-satunya sumber informasi bagi banyak orang, meskipun keakuratan data yang disebarkan masih perlu diverifikasi. Pemerintah Myanmar diyakini sedang berusaha memulihkan komunikasi dan mendistribusikan bantuan darurat kepada mereka yang terkena dampak langsung.