Pada perdagangan Rabu (26/03), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatatkan kenaikan signifikan hingga 4%, menempati posisi 6.485 setelah sebelumnya sempat melemah. Pergerakan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk ketegangan geopolitik global serta perang dagang Amerika Serikat yang semakin memanas. Di sisi lain, kebijakan pemerintahan Presiden Prabowo dinilai cukup baik, namun kurang optimal dalam komunikasi publik, sehingga memicu kekhawatiran investor domestik maupun asing.
Dalam situasi ekonomi yang dinamis, pasar saham Tanah Air mengalami lonjakan dramatis pada hari Rabu di tengah spekulasi geopolitik dan ketegangan dagang internasional. Peningkatan IHSG terjadi di saat para pelaku pasar sedang mencermati langkah-langkah strategis dari pemimpin dunia serta arah kebijakan pemerintah Indonesia.
Menurut CEO KGI Sekuritas Indonesia, Antony Kristanto, kondisi global telah membawa dampak besar terhadap sentimen investor lokal. Meskipun kebijakan pemerintah dalam negeri memiliki potensi positif, kurangnya efektivitas dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat luas menjadi salah satu penyebab ketidakpastian tersebut. Selain itu, risiko dari perang dagang antara negara-negara besar juga turut memperburuk suasana.
Berkaca pada analisis tersebut, dialog mendalam antara Shinta Zahara dengan Antony Kristanto dalam acara Power Lunch CNBC Indonesia memberikan wawasan lebih lanjut tentang bagaimana gejolak pasar modal Indonesia dipandang oleh para ahli. Diskusi ini menjelaskan secara rinci tantangan dan peluang yang ada di masa depan.
Dari perspektif pelaku pasar, situasi ini menunjukkan pentingnya stabilitas politik dan ekonomi global untuk memastikan kepercayaan investor tetap utuh. Selain itu, transparansi dan komunikasi yang jelas dari pihak pemerintah dapat menjadi solusi untuk meredam kekhawatiran pasar. Hal ini menunjukkan bahwa kolaborasi antara kebijakan domestik dan respons terhadap isu internasional adalah kunci sukses dalam menjaga pertumbuhan pasar modal Indonesia di masa mendatang.